Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Inovasi Dosen dan Mahasiswa Stifar Ubah Limbah Sarang Lebah Klanceng Jadi Sabun Kecantikan

Limbah sarang lebah madu Klanceng yang selama ini kerap terbuang percuma, kini disulap menjadi produk

|
IST
PETERNAK MADU - Tim pengabdian Stifar saat berfoto bersama dengan peternak lebah madu klenceng - ist 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Limbah sarang lebah madu Klanceng yang selama ini kerap terbuang percuma, kini disulap menjadi produk bernilai ekonomi tinggi berupa sabun kecantikan.

Inovasi ini lahir dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan tim dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifar) Yayasan Pharmasi Semarang.


Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) batch 2 tahun 2025, yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).


Kepada tribunjateng.com, pada Senin (6/10/2025), Ketua Tim Pengabdian, Yuliana Purwaningsih, M.Si., Apt., menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya untuk memberdayakan komunitas peternak lebah Klanceng di Gunungpring, Muntilan, Jawa Tengah, agar mampu mengelola limbah hasil ternak menjadi produk bernilai jual tinggi.


“Selama ini limbah sarang lebah madu Klanceng hanya dibuang atau digunakan sebagai pakan ternak.

Melalui pelatihan ini, kami ingin membantu para peternak mengolahnya menjadi sabun kecantikan alami yang aman dan bernilai ekonomi,” ujarnya.


Program pengabdian tersebut dimulai sejak 20 Agustus 2025 dengan sosialisasi kepada komunitas peternak lebah Klanceng.


Kegiatan berlanjut pada September 2025 dengan pelatihan teknik pembuatan sabun menggunakan metode cold process, serta pelatihan desain dan pembuatan kemasan sabun.


Puncak kegiatan dilaksanakan pada 5 Oktober 2025, di mana para peserta mendapatkan pembekalan manajemen usaha dan strategi pemasaran digital.


Tim pengabdian juga menyerahkan sejumlah peralatan penunjang produksi, antara lain mixer sabun, alat ekstraksi infundasi, cetakan sabun, dan perlengkapan pendukung lainnya.


Menurut Yuliana, bantuan alat produksi ini sangat membantu mitra untuk meningkatkan kapasitas produksi sabun secara efisien.


“Dengan adanya mixer sabun dan alat ekstraksi, proses produksi menjadi lebih cepat dan bisa dilakukan dalam jumlah besar.

Harapannya, mitra dapat terus berproduksi secara mandiri dan menjadikan sabun ini sebagai produk unggulan komunitas,” jelasnya.


Salah satu peternak lebah Klanceng, Hanafi Setianto, mengaku mendapat banyak manfaat dari kegiatan ini.


“Dulu limbah perasan madu hanya kami buang atau untuk pakan ayam.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved