Berita Pekalongan
Inilah Es Coklat Legendaris di Pekalongan, Sejak 1962 Tidak Berubah Rasa, Makin Nikmat Dicampur Roti
Pak Jan sudah berjualan es coklat sejak 1962, dimana saat itu buka warung di Sub Terminal Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Meminum segelas es coklat tidak hanya bisa menyegarkan dahaga, namun juga bisa membawa seseorang ke masa lalu.
Seperti Es Coklat Pak Jan yang telah ada sejak 1962.
Sudah 60 tahun berdiri Es Coklat Pak Jan ini masih banyak diminati warga dan menjadi es legendaris di Kota Pekalongan.
Baca juga: Khawatir Muncul Klaster Sekolah, Wali Kota Pekalongan: Anak-anak Boleh Belajar dari Rumah Lagi
Baca juga: Pemkot Pekalongan Anggarkan Rp 4 M untuk Peningkatan Jalan Angkatan 66
Baca juga: Sambut Soft Launching Objek Wisata Air Pekalongan, Seluruh Elemen Galakkan Kerja Bakti
Baca juga: Wali Kota Pekalongan Aaf: Forum Anak Jadi Agen Pelopor dan Pelapor Hak Anak
Es Coklat Pak Jan berada di Jalan Kurinci, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.
Selain segar es coklatnya, juga menjadi satu cara penikmatnya untuk bernostalgia waktu muda dulu.
"Es Coklat Pak Jan ini sudah ada sejak dulu dan legendaris sekali."
"Saya sejak SMP jajan es di sini karena rasanya segar dan tidak pernah berubah rasanya."
"Jadi, kalau saya jajan ke sini seperti nostalgia pada saat waktu sekolah," kata Tina (40), pelanggan Es Coklat Pak Jan kepada Tribunjateng.com, Minggu (20/2/2022).
Kemudian, yang spesial lagi kalau minum esitu harus ditambahi roti tawar.
"Dari rasa pokoknya tidak pernah berubah sama sekali."
"Terlebih dipadukan dengan celupan roti tawar membuat semakin nikmat dan bikin kenyang," imbuhnya.
Lalu, harga satu gelas es coklat dengan komplit roti tawar ini sangat terjangkau, hanya Rp 7 ribu.
"Seminggu bisa 4 kali saya ke sini dan biasanya habis dua gelas," ucapnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Vina Prastiwi (32) pelanggan lain mengatakan, dia jajan di sini karena ingin nostalgia dengan minuman Es Coklat Pak Jan.
"Dulu saya kerja di Pekalongan, terus dipindah ke Jombang dan ini kembali lagi ke Pekalongan."