Forum Guru
OPINI Sri Hartati : Menyambut Kurikulum Merdeka Belajar Saat Krisis Pembelajaran Siswa
DUNIA pendidikan saat ini mengalami krisis pembelajaran yang signifikan seiring dengan pandemi yang belum tahu kapan berakhirnya.
Kurikulum Merdeka Belajar diantaranya kurikulum prototipe 2022 telah diterapkan oleh berbagai sekolah penggerak yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
Kurikulum Merdeka belajar dimulai dari episode 1 hingga episode 15. Merdeka Belajar, dengan mengganti Ujian Nasional menjadi Asessmen Nasional, menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional, Menyederhanakan RPP, menyesuaikan kuota jalur prestasi Penerimaan Peserta Didik Baru berdasarkan Zonazi, adanya sekolah penggerak yang mengembangkan sekolah-sekolah katalis yang diawali dengan pemberdayaan kepala sekolah dan guru menjadi SDM unggul melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dan intervensi yang holistik dalam hal pembelajaran, perencanaan, digitilasasi, sampai pendampingan selama tiga tahun ajaran bagi sekolah negeri maupun swasta.
Implementasi kurikulum 2013 saat ini, kurang fleksibel, jam pelajaran ditentukan perminggu, materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam sehingga guru kurang leluasa dalam mempertimbangkan pembelajaran kontekstual.
Teknologi digital belum digunakan secara sistematis untuk mendukung proses belajar guru melalui praktek baik, sehingga implementasi kurikulumnya diarahkan menjadi Merdeka Belajar dengan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.
Arah perubahan
Arah perubahan kurikulum : struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun, fokus pada materi yang esensial, capaian pembelajaran diatur perfase, bukan pertahun. Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktek mengajar secara mandiri dan berbagai praktek baik.
Selain itu, penerapan Kurikulum Merdeka juga didukung oleh Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru agar bisa mengajar, belajar dan berkarya dengan akun pembelajaran belajar. id melalui aplikasi di gawai Android melalui laman situs.
Keunggulan Kurikulum Merdeka, fokus pada materi yang esensial, dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan. Sekolah, guru dan peserta didik lebih merdeka.
Sekolah memiliki wewenang dalam penggunaan kurikulum sesuai kondisi peserta didik. Guru mengajar sesuai tahap capaian peserta didik, dan peserta didik merasa tidak terbebani dengan materi pembelajaran yang begitu banyak.
Ajakan Kemendikbudristek kepada semua pihak untuk bergerak bersama mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia dengan Merdeka Belajar episode 15 : Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar disambut dengan gembira oleh semua pihak dan pemangku pendidikan baik dari Satuan Pendidikan, Dinas Pendidikan, serta Mitra Komunitas dan Organisasi Pendidikan.
Tiga opsi
Ada tiga opsi yang ditawarkan dalam Merdeka Belajar episode 15. Opsi pertama, Sekolah tetap boleh menggunakan Kurikulum 2013 jika belum siap.
Opsi kedua, Sekolah mengadakan transformasi Kurikulum sesuai dengan kemampuan sekolah dan opsi yang ketiga, sekolah menggunakan kurikulum merdeka belajar dengan platform merdeka mengajar.
Dari hasil pengukuran studi PISA (Programme for International student Assessment) Indonesia yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) kemampuan baca, matematika, dan sains dari SD hingga SMA di Indonesia rendah dan belum merata (Yuri Belfali).