Bakul Gorengan Blora Sepakat Naikkan Harga Jajanan, Minyak Langka Bos
Situasi langkanya minyak goreng dan harga yang melonjak tinggi, pedagang gorengan masih berusaha tetap berjualan.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Gorengan merupakan jajanan yang sangat familiar di Kabupaten Blora.
Menjelang sore, gerobak pedagang gorengan di jalan Mr. Iskandar Blora sudah menjajakan camilan ragam gorengan.
Namun, situasi langkanya minyak goreng dan harga yang melonjak tinggi, pedagang gorengan masih berusaha tetap berjualan.
Mereka harus tetap berjualan meski keuntungan menurun drastis.
Seperti halnya, Khoirul (22), pria asal Desa Kamolan, Kecamatan Blora yang mengawali usaha gorengan ini sejak tahun 2014 hingga sekarang ini.
"Untuk modal kita sendiri, bersama kakaknya," ucapnya kepada tribunmuria.com, Selasa (22/2/2022).
Pria berusia 22 tahun ini mengaku kesulitan mencari minyak goreng untuk usahanya sehari - hari ini.
"Sangat susah sih mas, nyari minyak sulit mas," ujarnya.
Dikatakannya, untuk hari ini dirinya memperoleh minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu, Rp 15 ribu.
"Sebelumnya diharga Rp 20 ribu lebih. Ini yang kita pakai minyak curah yang nomor satu," terangnya.
Hal ini sangat berpengaruh dengan harga gorengan yang ia jual.
"Ngaruh banget mas. Mau gak mau dinaikkan harganya. Kalau ukuran masih tetep seperti biasanya," tandasnya.
Khoirul mengaku kenaikan harga gorenganya sudah sebulan lebih.
"Kita nggak sampai libur, namun minyaknya yang sulit dicari," ujarnya.
Minyak goreng yang sering dipakainya adalah jenis curah. Hanya saja ketika tidak ada baru memakai yang kemasan.
"Curah nomor satu, bedanya warna lebih bening, gorengnya juga cepat kalau kualitas nomor satu," sambungnya.
Dengan kondisi ini, kini omsetnya turun hinga 50 persen lebih.
"Belum karena ada pandemi, virus omicron juga,"
Dirinya pun menceritakan keuntungan yang didapatnya selama menggeluti pekerjaan ini.
"Sebulan satu jutaan, masih kotor. Kalau bersih itu seratusan. Kalau modal awal dulu ribuan," paparnya.
"Modal produksi tiap harinya ada sekitar Rp 500 ribu lebih. Semula harga perbiji naik Rp 600, Rp 700. Kalau Rp 800 setelah harga minyak naik," imbuhnya.
Dia berharap agar minyak goreng kembali stabil normal dan tidak langka.
"Karenan bahan baku minyak goreng. Kalau nggak ada itu terpaksa libur mas," pungkasnya. (kim)