Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

KKN UPGRIS

Mahasiswa KKN UPGRIS Edukasi Literasi Digital Berbasis Animasi bagi Anak-anak Kaliliseng Sumowono

Proses belajar mengajar menggunakan media inofatif animasi ini bertujan untuk meningkatkan ketrampilan menyimak,berbicara,membaca dan menulis.

Editor: abduh imanulhaq
KKN UPGRIS
Mahasiswa KKN UPGRIS menggelar program Pembelajaran Literasi Digital Berbasis Animasi Inovatif bagi Anak-anak Dusun Kaliliseng, Desa Losari, Kec Sumowono, Kab Semarang.  

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menggelar program Pembelajaran Literasi Digital Berbasis Animasi Inovatif bagi Anak-anak Dusun Kaliliseng, Desa Losari, Kec Sumowono, Kab Semarang. 

Pengabdian pada masyarakat ini diadakan dua kali seminggu pada 27-27 Februari di aula TPA Kaliliseng dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Program tersebut sesuai dengan tema KKN UPGRIS “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Literasi Digital dalam Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka”.

Proses belajar mengajar menggunakan media inovatif animasi ini bertujuan agar peserta secara khusus bisa meningkatkan ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

"Pandemi Covid-19 mengubah proses pembelajaran menjadi berbasis daring. Kompetensi literasi digital memiliki hubungan erat dengan pelaksanaan pembelajaran daring sehingga perlu dilakukan inovasi terkait literasi digital pada peserta pembelajaran daring," jelas mahasiswa KKN.

Sebelumnya, peserta KKN melakukan survei kepada masyarakat Kaliliseng.

Mayoritas orangtua siswa bekerja sebagai wirausaha dan memiliki anak yang sedang belajar di SD.

Pengabdian pada masyarakat kepada para anak-anak didusun Kaliliseng
Pengabdian pada masyarakat kepada para anak-anak didusun Kaliliseng yang diadakan dua kali pertemuan dalam setiap minggunya,27 januari sampai 27 februari di aula TPA dusun Kaliliseng

Para wali murid merasa pembelajaran daring belum memberikan kualitas pendidikan secara maksimal walaupun anak mereka telah dibekali gadget.

Sebab, tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Kemudian faktor koneksi jaringan, keterbatasan kuota, dan kemampuan tiap anak berbeda-beda.

Hal yang sering terjadi adalah gadget tersebut digunakan bermain game daripada belajar.

"Sebelum melakukan kegiatan, peserta didik diharuskan menggunakan hand sanitizer.Kemudian dilanjutkan dengan penggunaan vidio animasi sebagai media belajar," imbuhnya.

Rata-rata peserta didik menyatakan sangat terbantu dengan inovasi ini karena bisa belajar sambil bermain

.Azka (9) satu di antaranya berharap proses belajar ini bisa terus dilanjutkan meski KKN berakhir. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved