Konflik Rusia dan Ukraina
Dampak Konflik Rusia dan Ukraina, Harga Emas Semakin Berkilau
Krisis Rusia dan Ukraina membuka gerbang kepada harga emas untuk menguat. Bahkan, kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed)
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Krisis Rusia dan Ukraina membuka gerbang kepada harga emas untuk menguat. Bahkan, kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) yang agresif turut memudar dan memberi sentimen positif bagi emas.
Harga emas di pasar spot, Jumat (25/2) menurun 0,52 % ke US$ 1.893 per ons troi. Penurunan tersebut terjadi setelah harga emas sempat mencapai rekor harga tertingginya di US$ 1.909 per ons troi pada Rabu (23/2).
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan sejak Rusia dan Ukraina berperang banyak faktor yang mendukung harga emas naik.
Bahkan, riset Goldman Sachs Group memproyeksikan harga emas berpotensi mengarah ke US$ 2.350 per ons troi.
Faktor utama yang membuat harga emas melambung adalah krisis geopolitik Rusia dan Ukraina yang membuat pelarian dana ke aset safe haven seperti emas dari aset berisiko.
Alwi mengatakan selama ketegangan perang Rusia dan Ukraina belum mereda, maka harga emas berpotensi naik.
"Ketidakpastian mengenai konflik dan kemungkinan menjalar terjadi lebih banyak negara yang berselisih masih mendukung harga emas naik," kata Alwi.
Konflik Rusia dan Ukraina juga memicu kenaikan harga minyak. Saat harga minyak naik maka harga bahan baku lain akan naik hingga menimbulkan inflasi yang lebih tinggi.
Alwi mengatakan laju inflasi yang tinggi akan mendorong kenaikan harga emas sebagai sarana lindung nilai.
Harga emas juga berpotensi naik karena di tengah ketidakpastian akibat krisis Eropa Timur, bank sentral akan kembali memburu emas untuk menambang cadangan devisa.
Faisyal, Analis Monex Investindo Futures menambahkan harga emas berpotensi naik karena ekspektasi pasar pada kebijakan pengetatan moneter The Fed yang agresif menurun.
Faisyal mengatakan prediksi kenaikan suku bunga The Fed yang tadinya 50 basis poin (bps) berpotensi turun ke 25 bps, karena The Fed belum memasukkan dampak dari krisis Eropa Timur.
Faisyal memproyeksikan, jika harga emas menembus level psikologis di US$ 2.000 per ons troi maka emas berpotensi naik ke US$ 2.100 per ons troi di akhir tahun ini.
Sementara, Alwi memproyeksikan harga emas akhir tahun ini di US % 2.073 per ons troi. Sebaliknya, harga emas menurun jika konflik Rusia-Ukraina selesai.
Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono memproyeksikan harga emas terbuka untuk mencapai level US$ 2.000 per ons troi. Wahyu memproyeksikan emas Antam berpotensi menguat ke Rp 1 juta-Rp 1,2 juta. (*)
Baca juga: Harga Bawang dan Beras di Pasar Kota Semarang Stabil
Baca juga: Respons Zinchenko Pemain Manchester City Soal Invasi Rusia ke Ukraina: Doakan Putin Mati Menderita
Baca juga: SMKN Jateng Buka Kuota 264 Orang, Kesempatan Sekolah Gratis bagi Siswa Tak Mampu yang Berprestasi
Baca juga: Mental Pogba Tak Baik di Manchester United, PSG Siap Jadi Pelabuhan Karirnya
Vladimir Putin Ingin Segera Akhiri Perang Rusia-Ukraina |
![]() |
---|
Mesin Terbakar saat Lepas Landas, Jet Tempur Rusia Jatuh di Perumahan Dekat Ukraina |
![]() |
---|
Bantah Kirim Senjata ke Rusia, Korea Utara Sebut Pernyataan Amerika Sembrono |
![]() |
---|
Rusia Akan Kirim Lagi 300 Ribu Tentara Cadangan ke Ukraina |
![]() |
---|
Rusia Disebut Salah Sasaran Tembak Jatuh Jet Tempur Miliknya Sendiri dengan Rudal |
![]() |
---|