Berita Pendidikan
Mahasiswa KKN UPGRIS Ajak Warga Kumpulkan Minyak Jelantah
bu rumah tangga tengah menghadapi peliknya kelangkaan minyak goreng. Meskipun sudah mendapat subsidi dari pemerintah, namun stok di pasaran terbatas
Penulis: amanda rizqyana | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ibu rumah tangga tengah menghadapi peliknya kelangkaan minyak goreng. Meskipun sudah mendapat subsidi dari pemerintah, namun stok di pasaran terbatas.
Selain itu, minyak goreng pun terbatas penggunaannya. Bila sudah tiga kali digunakan atau bila minyak goreng sudah berwarna gelap.
Selain menjadi limbah rumah tangga, minyak jelantah juga bisa merusak lingkungan dan ekosistem bila dibuang sembarangan.
Untuk itu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Ngadirgo Kelompok 16 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) adakan bank minyak jelantah.
Mereka bekerja sama dengan Wahyu Kiswoyo selaku pengepul minyak jelantah.
Kegiatan ini melibatkan ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RT 03 RW 04 Kelurahan Ngadirgo Kecamatan Mijen Kota Semarang pada Jumat (11/2/2022).
Wahyu Kiswoyo mengatakan, minyak jelantah yang dibeli dihargai Rp 6 ribu untuk satu botol air mineral volume 1,5 liter.
"Minyak jelantah akan diekspor kemudian diolah menjahin bahan baku lampu minyak, sabun, lilin, cairan pembersih lantai, cairan pembasmi serangga, maupun pakan unggas," ungkap Wahyu.
Sementara itu, Aulia Choirunnisa, anggota KKN Ngadirgo mengatakan kegiatan bank minyak jelantah ini berharap agar limbah minyak bekas tidak terbuang sia-sia, bahkan bisa dimanfaatkan. Selain itu uang hasil penjualan minyak jelantah bisa digunakan sebagai tambahan pemasukan rumah tangga.
"Selain mengurangi limbah minyak bekas pakai, harga penjualan minyak jelantah masuk bisa masuk ke kas ibu-ibu PKK yang bisa bermanfaat bagi kemaslahatan warga," ungkapnya.
Aulia menambahkan, bank minyak jelantah akan menjadi agenda rutin setiap pertemuan PKK di lingkungan RT 03 RW 04 Kelurahan Ngadirgo. (arh)