Berita Kriminal
Kronologi 2 Santri Pukuli Guru Ngaji di Ponpes Hingga Tewas, Terungkap Penyebabnya Karena HP
Dua santri menganiaya guru ngajinya hingga tewas di Pondok Pesantren Darus As'sadah Samarinda.
TRIBUNJATENG.COM, SAMARINDA - Dua santri menganiaya guru ngajinya hingga tewas di Pondok Pesantren Darus As'sadah Samarinda.
Dua santri yang masih remaja itu membunuh guru agamanya pada Rabu (23/2/2022).
Pelaku berinisial AB (15) dan HR (15) sedangkan korban adalah Eko Hadi Prasetyo (43).
Baca juga: 7 Fakta Kota Hantu Chernobyl dan Alasan Rusia Merebutnya dari Ukraina
Baca juga: Video Bupati Kudus Jenguk Penderita Hidrosefalus, Keluarga Tetap Tabah
Baca juga: Kementerian Pertahanan Rusia Sebut Cara Bertahan Ukraina dari Serangan Militer Seperti Teroris
Baca juga: Cara Gampang Bikin Link Grup WA WhatsApp, Undang Kontak Tanpa Repot
Motif penganiayaan adalah mereka sakit hati saat ponsel milik kedua pelaku disita korban saat jam pelajaran, sehari sebelum kejadian.
Saat melakukan penganiayaan, mereka berdua sempat melakukan penyamaran.
AB menggunakan topeng monyet, sementara rekannya HR menggunakan jaket bertutup kepala.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli dalam press release, Jumat (25/2/2022), menjelaskan jika kedua pelaku remaja ini awalnya hanya ingin membuat gurunya pingsan agar bisa mengambil kembali ponsel milik HR.
Mereka memukuli sang guru dengan balok kayu sisa bangunan yang ada di lokasi.
Pukulan bertubi-tubi tersebut menyebabkan luka robek di bagian kepala, pelipis serta leher dan punggung belakang.
Dari barang bukti yang diamankan, terlihat jelas di salah satu kayu terdapat paku yang diduga menyebabkan luka korban begitu berat.
"Kebetulan di lokasi tersebut terdapat balok-balok kayu sisa bangunan.
Jadi masing-masing dari mereka mengambil satu untuk memukul korban," kata Kapolres.
Ditemukan tergeletak, kondisi jok motor terbuka
Korban Eko ditemukan warga di jalan samping Pondok Pesantren Kampus Putra yang berada di Jalan Assadag, Gang 4 RT 18 kelurahan Mugirejo, kecamatan Samarinda Utara.
Saat ditemukan, Sang Guru dalam kondisi tengkurap dengam luka berat di bagian kepala.