Dongeng Dendam Nyi Herang dan Penyesalan nya, Cerita Pengantar Tidur Anak
dongeng pengantar tidur anak Dendam Nyi Herang dikutip.Di awal bulan ke tujuh, Raja Sagalana selalu membuka lowongan kerja. Ia mem
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
Nyi Herang ingin membalas dendam pada Pangeran Sulung.
Dua bulan lalu, Nyi Herang berdagang di pasar menemani ibunya. Seperti biasa, rombongan Pangeran Sulung datang ke pasar untuk mengambil upeti. Namun saat berada di dekat gerobak dagangan Nyi Herang, tibatiba kuda Pangeran Sulung mengamuk. Rupanya kuda itu kaget melihat belut yang dijual Nyi Herang. Pangeran Sulung terjatuh. Ibu Nyi Herang sendiri terkena tendangan kuda.
Sejak peristiwa itu Nyi Herang tidak boleh berdagang lagi di pasar. Padahal luka ibu Nyi Herang cukup parah. Karena tidak mampu membeli obat, ibu Nyi Herang meninggal dunia. Nyi Herang sangat sedih karena ia jadi sebatang kara. Ia bertekad membalas dendam kepada Pangeran Sulung!
Kini Nyi Herang sudah berhasil bekerja di dalam istana. Ia sangat menyukai Putri Bungsu yang baik hati. Namun ia tetap mencari jalan untuk mendekati Pangeran Sulung dan memberinya racun. Sudan enam hari ia bekerja di istana, Pangeran Sulung belum juga tampak.
Pada hari kerjanya yang ke tujuh, Puteri Bungsu memanggilnya, "Temani aku menemui kakakku," pinta Puteri Bungsu.
Nyi Herang membuntuti Putri Bungsu dengan dada berdebar.
Akhirnya saat yang dinantinya tiba juga. Mereka masuk ke sebuah kamar besar. Betapa terkejutnya Nyi Herang ketika melihat Pangeran Sulung terbaring tidak berdaya. Apa yang terjadi dengan Pangeran Sulung?
"Kakang, ini pelayan saya yang baru. Namanya Nyi Herang. Ia sangat baik," ucap Puteri Bungsu sambil mendekati Pangeran Sulung. Nyi Herang memaksa bibirnya untuk tersenyum. Mata Pangeran Sulung hanya mengedip pelan. Puteri Bungsu mengecup kening kakaknya.
Setelah itu ia pamit sambil menahan isak tangisnya. Di kamamya, Puteri Bungsu baru menumpahkan air matanya di depan Nyi Herang. Rupanya selama ini ia menyembunyikan kesedihannya di depan semua orang.
"Apa yang telah menimpa Pangeran Sulung, Tuan Putri?" Tanya Nyi Herang kemudian. Hatinya tersentuh melihat kesedihan Putri Bungsu.
"Aku sendiri tidak tahu, Nyi. Mulamula ia terjatuh dari kudanya di sebuah pasar. Kakinya hanya terkilir.
Tapi lama kelamaan sakitnya semakin parah. Seorang tabib terkenal berkata, penyakit kakakku itu adalah akibat dendam seseorang yang terluka hatinya. Sayang tabib itu tidak menyebutkan siapa orangnya. Jadi kami tak bisa mencari orangnya untuk meminta maaf," papar Putri Bungsu sambil mengusap air matanya.
"Apakah Tuan Putri sangat menyayangi Pangeran?" tanya Nyi Herang.
"Ya, sangat. Aku sangat sedih karena seperti sudah kehilangan orang yang aku sayangi."
"Hamba bisa merasakan kesedihan Tuan Putri. Hamba juga pernah kehilangan orang yang hamba sayangi," gumam Nyi Herang.