Berita Bisnis
Gas LPG Nonsubsidi Naik, Pedagang Mulai Kurang Pasokan Gas Melon
Kenaikan harga produk LPG nonsubsidi yang berlaku mulai tanggal 27 Februari 2022 kemarin, membuat para pedagang mulai khawatir akan kelangkaan gas.
Namun di sisi lain, Setiabudi menjelaskan, penjualan gas nonsubsidi kini menurun drastis. Bahkan ia menyebut tidak menentu setiap harinya.
Biasanya, kata dia, dalam sehari ia mampu menjual tiga tabung gas elpiji 12 kilogram. Namun ia kini hanya mampu menjual satu tabung gas 12 kilogram sejak kenaikan harga berlaku.
Menurutnya, hal ini juga turut mengurangi keuntungan yang ia peroleh setiap harinya.
"Di (toko) saya biasanya sehari terjual minimal tiga tabung 12 kilogram. Sekarang jarang, paling seminggu sekali atau dua kali. Sejak harga naik ini baru laku satu. Kalau yang 5,5 kilogram tidak laku.
Dampak kenaikan harga, mengurangi keuntungan yang ada," ungkapnya.
Sementara itu, Setiabudi menyebutkan, sejauh ini ia belum memperoleh standar harga gas elpiji. Namun dikatakan, ia mengikuti harga pasar yang ada saat ini.
Adapun disebutkan, terkait pasokan produk LPG menurutnya saat ini masih lancar. Hanya saat akhir pekanlah yang menurutnya terhambat.
"Saya belum dapat harga pasti, cuma sekarang saya ikuti harga pasar.
Harga gas elpiji yang 12 kilogram sekarang saya jual Rp 195 ribu, sebelumnya Rp 175 ribu. Kemudian gas elpiji 5,5 kilogram yang sebelumnya Rp 75 ribu sekarang Rp 90 ribu. Kalau gas melon tetap Rp 18 ribu.
Kalau untuk ketersediaan, gas melon sekarang agak mudah agak sulit. Untungnya masih lancar, kecuali Sabtu dan Minggu agak sulit karena suplainya. Banyak yang butuh, jadi tidak bisa menutup," sebutnya.
Senada dikatakan Lilik, pedagang lain di jalan Wotgandul. Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi pada gas non subsidi memberikan dampak pada penurunan penjualan.
Baca juga: Skema Licik Kasus Korupsi Banjarnegara Terkuak, Agar Dapat Jatah Supir Diangkat Jadi Direktur
Baca juga: Warga Jebol Pintu Rumah Mbah SM Kebumen, Ada Bau Busuk dan Pemandangan Memilukan di Kamar Mandi
Baca juga: Video Jasad Pria Ditemukan di Sungai Pekuncen Pedurungan Semarang
Menurutnya, konsumennya juga mulai mengeluhkan kenaikan harga tersebut.
"Gas elpiji besar 12 kilogram sekarang sepi pembeli. Sekarang paling seminggu dua tabung 12 kilogram terjual, yang beli restoran saja. Banyak yang mengeluh kok (harganya) naik, gitu," ungkapnya.
Sementara itu, Lilik menyebutkan, penjualan gas melon di tokonya sejauh ini masih normal. Menurutnya, dalam sehari ia mampu menjual sekitar 50 gas elpiji bersubsidi tersebut.
"Pasokan (gas melon) masih aman. Justru malah minyak goreng angel 'susah'," imbuhnya. (idy)