Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Konflik Rusia dan Ukraina

Dampak Perang Rusia - Ukraina, Harga Minyak Dunia Kian Melambung

Hal itu lantaran pasokan minyak di seluruh dunia gagal mengimbangi pemulihan permintaan yang kuat ketika pandemi Covid-19 mereda.

Editor: m nur huda
TASS/VALERY SHARIFULIN via THE GUARDIAN
Sistem pelontar TOS-1 pembawa bom termobarik, salah satu senjata Rusia paling mematikan, saat dipamerkan dalam parade militer di Moskwa. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Dampak perang Rusia dan Ukraina membuat harga minyak mentah dunia kian melambung.

Pada penutupan perdagangan Selasa (1/3/2022), harga minyak dunia melanjutkan penguatan di tengah rencana pertemuan OPEC+ dan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA), tekait keamanan energi global yang terpengaruh perang Rusia-Ukraina.

Melansir Bloomberg, Rabu (2/3/2022), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Mei 2022 ditutup naik 2,4 persen 3,06 persen menjadi di level 107,47 dollar AS per barrel.

Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,7 persen menjadi di level 106,23 dollar AS per barrel.

Situasi di pasar energi sangat serius, bahkan sebelum invasi Rusia ke Ukraina terjadi.

Hal itu lantaran pasokan minyak di seluruh dunia gagal mengimbangi pemulihan permintaan yang kuat ketika pandemi Covid-19 mereda.

Sementara konflik Rusia-Ukraina berpotensi mengganggu ekspor minyak dari Rusia.

Seperti diketahui, Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia.

Negara yang dipimpin Vladimir Putin ini memproduksi sekitar 10 persen dari pasokan minyak global, atau sekitar 10,5 juta barel per hari.

Ketatnya pasokan minyak global pun membuat AS dan sekutunya berencana melepas cadangan minyak strategis sebanyak 60 juta barrel untuk menekan tren lonjakan harga.

Di sisi lain, AS juga berhenti memberikan sanksi langsung pada komoditas Rusia, termasuk tak ada sanksi yang terkait dengan pasokan energi.

Meski demikian, perdagangan dengan Rusia tetap terganggu karena sejumlah sanksi yang membuat negara itu terblokir dari sistem keuangan global sehingga tidak bisa mendapatkan pembiayaan.

"Saya hanya bisa melihat (harga) minyak menuju lebih tinggi. Pasar menyadari kenyataan bahwa kita sudah mengalami kendala pada minyak Rusia tanpa adanya sanksi formal (ke pasokan energi Rusia).

Sulit untuk melihat apa yang bisa dilakukan OPEC," ungkap Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia and New Zealand Banking Group.

Pada akhir pekan lalu, AS dan sekutunya telah memberikan sanksi baru dengan membuat bank-bank di Rusia dikeluarkan dari Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), sistem pembayaran untuk sebagian besar transaksi keuangan internasional.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved