Sosok Owner Bus Haryanto di Mata Doni Monardo: Dia seorang pahlawan
Pensiunan tentara sekaligus Owner bus PO Haryanto bertemu dengan Ketua Umum PPAD Doni Monardo.
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Seseorang setengah berlari mendekat ke arah Haryanto, mengabarkan rombongan Doni Monardo sudah hampir tiba.
“Sudah dulu ya mas, nanti kita sambung lagi. Pak Doni sudah rawuh,” pamitnya, mengakhiri perbincangan yang “seru” itu.
Doni Monardo dan rombongan tiba.
Haryanto menyambut, berdiri tegap sikap correct dan memberi hormat.
Mengangkat lengan kanan membentuk sudut 90 derajat dan ditekuk 45 derajat, jari-jari dirapatkan dan ditempatkan di dekat pelipis mata kanan, telapak tangan menghadap ke bawah.
Doni tersenyum dan membalasnya dengan salam namaste.
Keduanya, diiringi pengurus pusat PPAD menuju meja bundar paling depan.
Selain Doni dan Haryanto, dua pengurus PPAD lain yang mendampingi mereka masing-masing Ketua Dewan Pengawas/Waketum II DPP PPAD, Letjen TNI Purn Dodik Wijanarko dan Kabid Ekonomi, Mayjen TNI Wiyarto.
Anggota lain tersebar di meja-meja bundar yang tersedia, dan telah ditata sedemikian rupa sesuai protokol kesehatan di era pandemi.
Saat memberi sambutan selamat datang, Haryanto mengisahkan secara singkat riwayat usaha yang ia rintis.
Satu hal yang ia tambahkan adalah bagaimana ia menerapkan kewajiban sholat lima waktu bagi karyawannya dengan disiplin.
Ia mengelola bisnisnya dengan manajemen langit.
Artinya, mengamalkan perintah Tuhan dalam praktik manejemen.
Tidak hanya perintah sholat, serta kewajiban bus berhenti di jam-jam shalat, Haryanto juga memotong dan memisahkan langsung 2,5 persen dari setiap penjualan tiket yang diperuntukkan bagi kaum dhuafa.
Terakhir, ia mengucapkan terima kasih kepada pengurus pusat PPAD yang berkenan melakukan kunjungan ke garasinya.
“Kami siap bekerja sama dan membantu PPAD,” ujar Kopka Purn H. Haryanto mantap, disusul tepuk tangan hadirin.
Sementara, Ketua Umum PPAD Doni Monardo memuji dan mengapresiasi kerja keras Haryanto hingga menjadi pengusaha sukses.
Tak lupa Doni mengucapkan terima kasih serta rasa bangga dan salut dengan sikap terbuka Haryanto menerima para purnawirawan yang ingin bekerja di perusahaannya.
Untuk diketahui, kata Doni, yang disebut pahlawan hari ini dan yang akan datang adalah seorang yang bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
“Jadi, di mata saya, pak Haryanto adalah seorang pahlawan,” kata Doni.
Doni juga meminta Kabid Ekonomi Mayjen TNI Purn Wiyarto menjajagi kerjasama antara PPAD dan perusahaan milik Haryanto.
“Kalau perlu PPAD mengajukan hak kelola fasilitas rest area yang ada di Trans Sumatera, dan pengelolaannya kita kerjasamakan dengan pak Haryanto,” ujar Doni, disambut tepuk tangan antusias hadirin.
“Dengan berbagai peluang yang ada, saya berharap semakin banyak pak Haryanto bisa menyediakan lapangan kerja bagi para purnawirawan dan anak bangsa yang lain. Saya berdoa semoga pak Haryanto senantiasa diberi kesehatan dan umur panjang,” pungkas Doni.
Acara berakhir usai tuan rumah H. Haryanto dan Nurhana sang istri, menyanyikan satu tembang campursari, berjudul “Madiun-Ngawi”.
Lagu karya Sonny Josz yang dipopulerkan kembali oleh Cak Nan dan Yeni Inka.
Sebelum tarik suara, Haryanto mengatakan, “Lagu ini adalah lagu kenangan saat saya ketemu istri saya. Nurhana tersenyum manja.
Lagu pun melenggang dalam irama campur sari yang membuat pendengar serasa ingin bergoyang.
Tak lama setelah Nurhana melantunkan suara merdunya, Sekjen PPAD Mayjen TNI Komarudin Simanjutak bangkit dari kursi dan asyik berjoget.
Beberapa pengurus PPAD lain pun tak kuasa menahan diri untuk ikut sekadar menggoyang pinggul.
“Benar-benar bhinneka tunggal ika,” kata Komar saat meninggalkan tempat acara. “Yang menyanyi orang Jawa. Yang disuguhi orang Minang,” sambil menunjuk ke arah Doni Monardo. “Dan yang joget, Batak… ha… ha… ha….” (*)