European Super League
Wacana European Super League Muncul Lagi, Presiden Juventus yang Mengumumkannya
Wacana pembentukan European Super League kini kembali naik ke permukaan.
TRIBUNJATENG.COM - Wacana pembentukan European Super League kembali naik ke permukaan.
European Super League (ESL) alias Liga Super Eropa adalah proyek yang pernah menghebohkan jagat sepak bola Eropa pada tahun lalu, tepatnya April 2021.
Liga Super Eropa disebut sebagai tandingan kompetisi bentukan UEFA dan digagas oleh 12 klub top Benua Biru.
Klub-klub yang terlibat adalah Manchester United, Manchester City, Liverpool, Chelsea, Arsenal, Tottenham Hotspur, Juventus, AC Milan, Inter Milan, Atletico Madrid, Barcelona, dan Real Madrid.
Namun, tak lama setelah tersebut dirilis, proyek ESL kolaps karena bnayak perlawanan dari berbagai penjuru.
Beberapa klub yang berstatus "pendiri" juga mengundurkan diri dari keterlibatan mereka dalam proyek Liga Super Eropa.
Hingga kini, hanya ada tiga klub yang diketahui masih bertahan di proyek ESL, yakni Barcelona, Real Madrid, dan Juventus.
Seiring berjalannya waktu, nama ESL mulai tenggelam, tetapi bukan berarti mati.
Dilansir dari ESPN, Kamis (3/3/2022), setelah hampir satu tahun mati suri, proyek European Super League coba dihidupkan kembali.
Sosok yang memimpin kebangkitan European Super League ini adalah Presiden Juventus Andrea Agnelli.
Andrea Agnelli kabarnya mengumumkan proyek Liga Super Eropa pada acara Bussines of Football Summit Financial Times di London, Kamis (3/3/2022) waktu setempat.
Respons UEFA Kabar peluncuran ulang ESL sampai di telinga Presiden UEFA Aleksander Ceferin.
Aleksnder Ceferin mengaku bahwa dai sudah muak dan lelah membahas pembentukan ESL yang disebut sebagai kompetisi para pemberontak.
"Dengar, pertama mereka meluncurkan ide omong kosong mereka di tengah pandemi. Sekarang mereka berencana meluncurkan ide lain di tengah perang (Rusia-Ukraina)," kata Ceferin.
"Apakah saya harus berbicara lebih banyak tentang orang-orang itu? Mereka jelas hidup di belahan dunia lain," imbuhnya.
"Sementara kami menyelamatkan pemain bersama dengan pemangku kepentingan lainnya dan bekerja untuk membantu dalam situasi yang mengerikan, mereka malah mengerjakan proyek seperti itu," ujar Ceferin. (*)