Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Metode Role Playing Ciptakan Pembelajaran Toleransi Lebih Bermakna

Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri atas pelbagai suku bangsa, agama, dan bahasa. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010.

Editor: abduh imanulhaq
IST
Muhammad Arifuddin SPdI MPd, Guru SMPN 2 Bejen Kab Temanggung 

Oleh: Muhammad Arifuddin SPdI MPd, Guru SMPN 2 Bejen Kab Temanggung

INDONESIA adalah negara majemuk yang terdiri atas pelbagai suku bangsa, agama, dan bahasa. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010, jumlah suku bangsa Indonesia sebanyak 1.331 kategori suku. Jumlah agama yang diakui ada 6 (enam) agama serta pelbagai aliran kepercayaan lain. Selanjutnya, Indonesia juga diperkaya dengan 718 bahasa ibu. Mereka hidup berdampingan secara rukun. Implikasi dalam dunia pendidikan, maka penanaman nilai-nilai toleransi menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Penanaman nilai-nilai toleransi perlu dilakukan di semua jenjang pendidikan, baik melalui pembelajaran langsung (direct learning) maupun tidak langsung (indirect learning). Penanaman nilai toleransi juga harus menyeluruh, yakni meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI-BP) sebagai salah satu mata pelajaran juga mengajarkan nilai-nilai toleransi. Di jenjang SMP, materi toleransi diajakan di kelas IX. Ayat Al-Qur’an yang dibahas sebagai dasar pengembangan sikap toleransi adalah Q.S. al-Hujurat/49: 13. Beberapa hadits juga turut dibahas untuk menguatkan pemahaman tentang toleransi dan menghargai perbedaan pendapat. Menurut KBBI, Toleransi adalah sifat atau sikap toleran. Sedangkan toleran artinya bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Di SMP Negeri 2 Bejen, pembelajaran tentang toleransi dikemas menggunakan model pembelajaran role playing (bermain peran). Metode ini dianggap bersesuaian dengan karakteristik materi toleransi sesuai Q.S. al-Hujurat/49: 13. Menurut Wahab (2009), bermain peran adalah berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuan-tujuan tertentu. Bermain peran dapat menciptakan situasi belajar yang berdasarkan pada pengalaman dan menekankan dimensi tempat dan waktu sebagai bagian dari materi pelajaran. Aspek-aspek bermain peran menurut Zaini (2008) meliputi mengambil peran (role playing), membuat peran (role making), dan tawar-menawar peran (role negotiation).

Dalam penerapannya, ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar pembelajaran toleransi menggunakan metode role playing dapat berjalan dengan baik. Pada tahap persiapan, guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan oleh siswa. Skenario yang dipersiapkan terkait pentingnya menghormati perbedaan, baik suku, bangsa, bahasa, agama, dan sebagainya. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario untuk ditampilkan pada pertemuan berikutnya. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari 5 orang. Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang akan dicapai siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Sebagai penyempurna, guru menyiapkan alat peraga berupa label/simbol sederhana terkait unsur perbedaan yang akan ditampilkan.

Pada pertemuan berikutnya, guru meminta para siswa yang sudah ditunjuk untuk memainkan skenario yang sudah dipelajari sebelumnya. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan, mengamati skenario yang sedang diperagakan oleh kelompok lain. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja peserta didik untuk membahas hasil pementasan yang telah dilakukan kelompok siswa. Masing-masing kelompok menyampaikan kesimpulannya. Guru memberikan tanggapan terhadap kesimpulan kelompok siswa dan memberikan kesimpulan umum, dan evaluasi.

Dari pengamatan yang dilakukan, para siswa tampak antusias dan aktif mengikuti pembelajaran. Sisi intelektual, psikomotorik, dan emosional mereka turut terlibat dalam pembelajaran. Pada gilirannya, metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang toleransi dan menghargai pendapat sesuai Q.S. al-Hujurat/49: 13. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved