Ratusan UMKM Kendal Terima Ribuan Liter Minyak Goreng
Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disdagkop-UKM) Kendal kembali menggelar operasi minyak goreng dengan jumlah ribuan liter.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disdagkop-UKM) Kendal kembali menggelar operasi minyak goreng dengan jumlah ribuan liter.
Kali ini, operasi pasar dilakukan di tiga titik berupa minyak goreng curah dan kemasan.
Sebanyak 3.600 liter minyak goreng kemasan dibagikan kepada 200 pelaku UMKM di eks kantor Disdagkop-UKM, dengan harga Rp 13.500 per liter.
Selanjutnya, 4.500 kilogram atau 5.000 liter minyak goreng curah dibagikan kepada pedagang Pasar Pagi Kaliwungu, dan Pasar Gladak, Brangsong.
Masing-masing 2.500 kilogram di depan Pasar Pagi Kaliwungu, dan 2.000 kilogram di Pasar Gladak.
Kepala Disdagkop-UKM, Ferinando RAD Bonay mengatakan, pembagian minyak goreng kepada pelaku UMKM dimaksudkan untuk membantu pelaku usaha agar produk usahanya tetap berjalan.
Harga yang diberikan pun di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Sementara minyak goreng curah dibagikan untuk menyetabilkan stok migor di tingkat pedagang.
Setiap pedagang berhak membeli migor maksimal 50 kilogram dengan harga Rp 10.800 per kilogram.
"Kalau untuk UMKM setiap orang dapat satu dus isi 18 liter. Nah untuk minyak goreng curah, kami batasi 50 kg per pedagang," terangnya, Jumat (11/3/2022).
Setiap pedagang yang mendapatkan jatah minyak goreng curah berhak menjualkan kembali kepada pedagang lain atau konsumen masyarakat umum dengan HET berbeda.
Jika dijualkan kembali ke pedagang, Disdagkop-UKM meminta agar harga yang dipatok tidak lebih Rp 11.800 per kilogram.
Jika dijual ke masyarakat umum, maksimal harga yang dibandrol Rp 12.800 per kilogram.
Sementara itu, sebagian pedagang di Pasar Pagi Kaliwungu mengaku sudah tidak jual monyak goreng dalam kurun waktu sepekan terakhir.
Lantaran stok minyak goreng dirasa masih sulit didapatkan.
Puluhan pedagang pun antusias mengantre minyak goreng curah untuk mendapatkan jatah 50 kilogram agar bisa kembali berdagang migor.
Puluhan jerigen pedagang pun berderet menunggu diisi minyak goreng curah akibat sulitnya pasokan minyak goreng dalam beberapa waktu terakhir.
Seorang pedagang sembako, Suspuanah mengaku, sudah seminggu tidak menyediakan minyak goreng karena pasokan dari distributor tidak ada.
Dia pun tidak mau membeli minyak goreng dari distributor jika diharuskan membeli paketan produk lain.
"Kalau ambil dari distributor paketan produk lain, seperti sabun, pedagang jadinya gak untung," kata dia.
Dengan operasi pasar minyak goreng ini, kata dia, untung pedagang jelas meski hanya Rp 1.000 per kilogramnya.
Dibandingkan jika mengambil minyak goreng sistem paketan dari distributor.
Koordinator Pasar Pagi Kaliwungu, Indah Dwi Yuliastuti mengatakan, harga normal minyak goreng di kalangan pedagang pasar tradisional saat ini masih tertahan di angka Rp 19.000 perliter.
Dengan adanya operasi pasar ini, ia berharap semua harga nantinya bisa seragam sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan pemerintah.
"Operasi pasar ini, pedagang bisa mendapatkan stok minyak goreng dengan harga murah. Tapi, pedagang tidak boleh menjual minyak goreng curah di atas harga yang sudah disepakati. Jika ada pedagang yang sengaja menjual lebih mahal dari ketentuan, akan ditegur dan diberikan sanksi," tegasnya. (Sam)