Insiden PLTP Dieng
Klarifikasi PT Geo Dipa Energi Soal Kecelakaan Gas Beracun di Dieng, Korban 7 dan Tak Ada Ledakan
PT Geo Dipa Energi (Persero) akhirnya buka suara terkait kecelakaan kerja di wilayah kerja Geo Dipa Unit Dieng, tepatnya di PAD 28.
Cara pemanfaatannya adalah dengan membuat sumur yang kedalamannya mencapai titik panas bumi, seperti dijelaskan oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Kemudian, panas tersebut dialirkan ke lokasi turbin untuk menggerakkan turbin.
Potensi tenaga panas bumi yang besar di Indonesia menjadikan pembangunan PLTP sebagai bagian dari prioritas nasional bidang energi.
Selain PLTP Geo Dipa di Dieng, contoh wilayah yang dijadikan lokasi PLTP adalah Sarulla yang berada di kawasan Gunung Toba.
Wilayah ini memiliki potensi panas bumi yang cukup besar.
Menurut cataran sejarah, Gunung Toba dahulu merupakan gunung berapi aktif yang meletus sekitar 7000 tahun lalu.
Gunung Toba diprediksi masih merupakan gunung berapi, namun panasnya tidak terakumulasi di dalam perut bumi, melainkan mengalir keluar dalam bentuk air panas.
Air panas inilah yang digunakan sebagai penggerak turbin untuk menghasilkan listrik.
PLTP Sarulla merupakan pembangkit listrik terbesar di dunia.
PLTP ini dibagi menjadi tiga unit yang dikembangkan di dua lokasi, yaitu di Silangkitang dengan kapasitas 1X110 Mega Watt (MW) dan 2 uni di Namora -I-Langit (NIL) dengan kapaistas 2X110 MW.
Kapasitas PLTP ini mencapai 2X110 MW yang kemudian menjadikannya bagian dari daftar PLTP terbesar di dunia.
Aktivitas PLTP tidak menggunakan bahan fossil fuel atau batu bara, sehingga tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
PLTP dapat dijadikan sumber tenaga alternatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca nasional.
Saat ini, Pemerintah gencar mengeksplorasi wilayah-wilayah dengan potensi panas bumi yang besar dan membangun PLTP di wilayah tersebut.
Di samping itu, Pemerintah juga mengembangkan penelitian untuk memastikan keamanan produksi energi dari PLTP.