Liputan Khusus
3 Tempat Mistis Paling Angker Semarang, Ada Pendopo Mahluk Gaib Hingga Makam Kembar
Kota Semarang tak hanya terdapat tempat-tempat indah untuk dikunjungi. Kota lumpia memiliki pula tempat yang dikenal sebagai lokasi mistis.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kota Semarang tak hanya terdapat tempat-tempat indah untuk dikunjungi.
Kota lumpia memiliki pula tempat yang dikenal sebagai lokasi mistis.
Bukan hanya isapan jempol, tempat itu dikenal mistis lantaran sudah ada deretan peristiwa di luar nalar.
Berikut tempat mistis Semarang yang setidaknya sudah sangat dikenal di Kota Semarang.
Baca juga: Cerita Warga Sragen yang Bangun Rumah di Atas Tempat Pemakaman Umum, Mau Gali Kolam Nemu Tulang
Baca juga: 6 Lokasi Angker di Banyumas Banyak Cerita Bikin Merinding, Hingga Disebut Ada Kerajaan Kuntilanak
Baca juga: 3 Tempat Penuh Cerita Mistis dan Mitos di Kabupaten Batang, Ada Alas Roban hingga Ujungnegoro
1. Bukit Gombel.

Aura mistis di bukit gombel paling terasa di eks Kawasan Hotel Sky Garden.
Hotel itu berada di atas perbukitan yang telah mangkrak sejak tahun 1982 atau 40 tahun lalu.
Kawasan itu dipenuhi pohon-pohon tua yang tingginya rata-rata di atas 10 meter.
Tak heran, Kota Semarang yang dikenal panas, terasa adem di tempat itu.
Kawasan eks hotel tersebut tampak sudah diportal besi di bagian akses pintu masuk.
Di samping portal terdapat pos satpam. Selepas tahun 2019, kawasan itu memang sudah ada petugas keamanan yang berjaga.
Mitos bukit Gombel dikaitkan dengan makhluk halus Wewe Gombel.
Tempat itu dipercaya menjadi sarang beragam mahluk astral seperti Wewe Gombel, pocong, kuntilanak.
Lokasi tersebut juga sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang dikaitkan dengan hal mistis.
Bahkan, setiap tahun acapkali terjadi penemuan mayat di sekitar lokasi bukit Gombel.
Paling menyita perhatian masyarakat berupa penemuan nenek mengambang di kolam hotel Sky Garden di tahun 2019.
Bukit Gombel tak hanya kawasan Sky Garden saja yang terkenal angker.
Gombel juga memiliki sisi lain yang jarang terdengar tapi tak kalah mistisnya.
Yakni kawasan Gombel Lama.
Di tempat itu terdapat batu Bureh.
Lokasi batu berada di turunan Gombel.
Tepatnya sisi timur gang masuk kawasan Sendang Manten Kawasan Gombel Lama, RT 2 RW 6 Tinjomoyo, Banyumanik.
Juru Kunci Kawasan Gombel Lama Yudi mulyadi (38) mengatakan, batu Bureh ibarat pendopo mahluk gaib berkumpul.
Kondisi sekarang batu Bureh terpendam tanah akibat proses pembangunan jalan turunan Gombel.
Tinggi batu sekira 5 meter dengan diameter 3 meter.
Kini yang tampak hanya puncak batu saja setinggi 50 sentimeter dengan panjang sekira 1 meter.
Di sekitar batu masih ada beberapa sesaji yang ditaruh warga di tempat tersebut.
"Warga sini kalau hajatan selalu pasang sesaji di batu Bureh dan sendang pengantin," katanya, saat dihubungi tribunjateng.com, Rabu (16/3/2022).
Dia menyebut, pernah melihat penampakan sosok pocong, kuntilanak dan genderuwo.
Baginya sosok paling menakutkan adalah pocong yang sangat lusuh dan bentuk wajah buruk rupa.
Namun sosok yang nakal adalah kuntilanak yang sering menganggu penguna jalan sehingga menyebabkan kecelakaan di turunan Gombel.
Setiap bulan purnama di sepanjang turunan gombel atau di dekat batu Bureh mendengar wanita menangis.
Rumahnya yang tak jauh dari lokasi itu tak kaget lantaran tangisan itu sering terdengar.
"Kalau malam terdengar wanita menangis biasanya akan terjadi kecelakaan keesok harinya," paparnya.
Menurutnya, di batu Bureh adapula sosok penguasa berupa pasangan Jawa yang mengenakan pakaian orang keraton zaman dahulu.
Pernah ada ahli spritual yang melakukan pertapaan di tempat itu.

Ternyata di situ ada pintu gaib yang menghubungkan hingga ke Gunung Tidar, Magelang.
Di sisi selatan batu juga ada mata air yang diyakini warga bersumber dari gunung Tidar.
Mata air itu tak pernah kering sehingga menjadi alternatif sumber mata air bagi warga sekitar.
"Sudah diperiksa dari PDAM Air ini bukan air bocoran pipa memang dari sumber mata air alam yang diyakini sebagai sumber air gunung Tidar," jelasnya.
Dia melanjutkan, batu Bureh memang dikeramatkan seperti halnya sendang pengantin yang tak jauh dari lokasi tersebut.
Hanya saja tempat itu sering digunakan hal-hal negatif oleh orang tak bertanggungjawab dengan memasang sesaji untuk mencari nomor togel.
Pamor tempat itu sebagai sumber mencari nomor togel kian moncer selepas ada warga yang nomornya tembus hingga ratusan juta.
Bahkan deretan sesaji berjajar hingga sekira 10 meter disepanjang jalan batu bureh.
Para pemburu togel kuda lari, Aseng, Hongkong dan Singapura rajin menyambangi tempat itu.
"Sekarang warga sini sudah melarang aktivitas itu karena hanya mengganggu ketertiban lingkungan sini.
Selain itu mbah penguasa sini juga tak suka dengan aktivitas itu," ujarnya.
2. Wonderia.
Wonderia saat masih beroperasi menjadi destinasi favorit warga Kota Semarang untuk berrekreasi.
Selain karena terdapat beraneka ragam wahana permainan, lokasinya juga cukup strategis karena berada di tengah kota.
Tepatnya di Jalan Sriwijaya, Tegalsari, Candisari.
Taman Wonderia Semarang berdiri di atas lahan seluas 3 hektare dibuka pada tahun 2007 silam.
Belasan wahana permainan mulai dari Boom Boom Car, Coaster, Merry Go Round,dan sebagainya kini mangkrak.
Warga setempat, Zainur (43) mengatakan, beberapa kali melihat penampakan makhluk astral.
Ia setiap hari bekerja sebagai Pak Ogah yang mengatur lalu lintas di depan Wonderia.
Tepatnya di pertigaan yang menghubungkan Jalan Sriwijaya dengan Jalan Singosari Raya.
Penampakan itu dia lihat saat sedang mencari burung di pepohonan di dalam Wonderia, beberapa waktu lalu.
“Ya pas pertama kali itu aja ke dalam, ingin nyari sarang burung padahal siang-siang,” ujar Zainur kepada Tribunjateng.com.
Ia ketika itu mengendarai motor.
Ketika itu ia melihat di depannya tak ada orang.
Setelah mendongak lagi mencari sarang kemudian kembali lihat ke depan, sudah ada orang di jalur yang dilintasinya.
Ia mengaku, merasa seperti disapa saat berpapasan dengan sosok tersebut.
"Begitu lewat saya menengok ke belakang, lho, sudah nggak ada," tuturnya.
Ia mengatakan, sosok tersebut menyerupai laki-laki dewasa, berkumis dan berjenggot.
Mukanya bulat gemuk. Kalau orang jalan kaki cepat seharusnya terlihat.
"Tapi ini tiba-tiba sudah nggak ada.
Saya kaget dan habis itu langsung saya putar balik keluar.
Perasaan kan jadi nggak enak, merinding.
Padahal itu siang bolong, kalau malam wajar,” jelasnya.
Karena pekerjaan, Zainur menyatakan biasanya hanya beraktivitas di sekitaran depan atau tempat parkir Wonderia.
Tak pernah mencoba masuk ke dalam seperti yang dia lakukan siang itu.
Wonderia memang memiliki kesan tertentu yang mengundang minat sejumlah orang.
Zainur pernah diminta menemani sekelompok remaja yang akan masuk ke dalam taman bermain ini.
"Kemungkinan mau buat konten.
Saya mau diberi tip juga tapi saya tidak mau, waktu itu malam-malam sehabis hujan.
Saya takut kalau ada ular atau hewan-hewan, soalnya tempatnya kayak gitu tau sendiri,” paparnya.
Sepengalamannya, pernah ada sekelompok lain yang mencoba masuk ke dalam Wonderia namun dua di antaranya mengalami kerasukan.
“Digendong sampai ke luar, ngamuk-ngamuk.
Katanya nggak boleh sembarangan masuk.
Yang kesurupan dua-duanya perempuan," jelas dia.
Pria ini juga pernah melihat satu rombongan yang memakai dua mobil membawa kamera dan senter masuk ke dalam Wonderia.
Namun, mereka tidak lama berada di dalam, segera kembali ke mobil.
3. Makam Kembar Tugurejo.
Misteri kuburan di tengah jalan pantura Semarang, tepatnya di tikungan TPU Tugurejo,selalu dikaitkan dengan kejadian kecelakaan lalu lintas di jalur tersebut.
Kondisi makam berada di bawah separator.
Apalagi jalur itu selalu ramai dilalui pengguna jalan lantaran sebagai akses jalur utama menuju pusat kota Semarang dari arah Kendal.
Menurut tokoh warga sekitar, Anwari (54),wilayah tersebut dulunya dikenal sebagai kuburan kembar.
Disebut seperti itu karena ada dua tempat pemakaman yang berdekatan hanya dipisahkan jalan.
Namun lantaran ada proyek pelebaran jalan akhirnya makam tersebut dipindahkan sekira tahun 90an.
"Makam itu berada di sisi selatan jalan sehingga hanya sisa makam di sisi utara yang kini dikenal sebagai TPU Tugurejo," jelasnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (16/3/2022).
Bagi makam yang tak diketahui siapa keluarganya dibiarkan saja ditindih aspal.
Pasalnya makam tersebut juga sudah tak ada tanda nisan.
"Orang dulu menyebut TPU Tugurejo sebagai Makam Salaman Mulyo.
Terkenalnya sebagai Kuburan Kembar.
Tak semua makam di tempat itu dipindahkan jadi memang di bawah jalan itu bekas makam.
Jumlahnya banyak tapi saya tak tahu jumlah pastinya," katanya.
Dia menyebut, seringkali saat menjelang bulan syuro hampir dipastikan ada kejadian kecelakaan.
Paling tidak dalam momen tersebut lima nyawa melayang akibat kecelakaan entah pemotor, mobil, dan truk.
"Ada yang bilang lihat wanita melintas.
Adapula yang melihat jalan lurus padahal jalan berbelok," terangnya.
Dia mengatakan, seringnya kecelakaan di jalur itu sehingga tempat tersebut dikeramatkan terutama bagi sopir truk dan bus.
Hal itu ditunjukan para sopir dengan melempar uang koin saat melintasi jalur itu.
Istilah warga sekitar menyebutnya sawur.
Kebiasan itu sudah berjalan belasan tahun.
Kendati demikian, ada seorang warga sekitar yang memanfaatkan hal itu dengan mengumpulkan koin yang dilempar oleh para sopir.
Dalam semalam orang tersebut berjalan dari taman lele ke arah timur hingga di jalur itu.
Caranya menyisir pembatas jalan atau trotoar.
Hasilnya dia mampu mengumpulkan uang hingga Rp20 ribu tiap malam.
Paling sepi Rp10 ribu.
Aktivitas itu dilakukan selama 10 tahun lebih.
"Orang itu sudah meninggal setahun lalu.
Meninggalnya juga tak wajar karena baru diketahui tiga hari kemudian.
Sekarang tidak ada yang berani seperti itu," ungkapnya.
Dia menuturkan, ada beberapa kecelakaan besar yang terjadi di jalur tersebut yang menikung baik dari arah timur maupun barat.
Di antaranya kecelakaan bus yang memakan hampir separuh penumpang bus.
Lalu kecelakaan karambol beberapa tahun lalu yang menewaskan karyawan pabrik.
"Sopir truk maupun kernet yang meninggal juga banyak kejadian," terangnya.
Penunggu jalan itu, lanjut dia, pernah dituturkan oleh penjaga makam TPU Tugurejo yang kini telah almarhum.
Dia mendengar penuturan penjaga makam itu bahwa penjaga jalan itu adalah Kyai Ngesot.
Yakni orang pintar yang menganut ilmu hitam dan meninggal tak wajar.
Biasanya sosok itu berada di dekat makam sisi timur.
"Saya juga kaget mendengar cerita itu.
Setahu saya hanya sosok wanita yang kadang mondar-mandir di jalan itu," jelasnya. (Iwn).