Berita Semarang
Rumah Anto Pemulung Semarang Ambruk saat Ia Sedang Mengajari Anaknya Kerjakan PR
Suranto saat ajari anaknya kerjakan PR Bahasa Indonesia tiba-tiba rumahnya ambruk.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suranto (38) atau biasa disapa Anto kaget bukan kepalang.
Ketika sedang mengajari anaknya mengerjakan PR pelajaran Bahasa Indonesia tiba-tiba rumahnya ambruk.
Beruntung, ia dan anaknya se

mpat berlari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.
"Rumah ambruk saat hujan deras kemarin sore, Selasa (15/3/2022) pukul 16.00," terang Anto kepada Tribunjateng.com, Rabu (16/3/2022).
Rumah milik Anto di Kampung Perbalan Purwosari RT 10 RW 2, Semarang Utara.
Rumahnya berlantai dua, lantai dua berupa kayu, lantai satu berlantai acian semen.
Sebelum kondisi lapuk lantai dua rumah untuk tidur.
Namun saat kondisi rumah mulai lapuk, ia dan keluarga pindah tidur di lantai satu bersama barang rongsokan.
Rumahnya 90 persen terbuat dari kayu, dinding tembok hanya berada di bagian depan.
Itupun sebenarnya sudah hampir roboh namun oleh Anto diikat pakai kawat di kayu pintu rumahnya.
Sisi kanan kiri rumah berupa tembok tapi dinding rumah milik tetangga.
Rumah itu seluas 4 meter kali 5 meter.
Tak ada kamar mandi di rumah itu sehingga penghuni rumah yang hendak Mandi, Cuci, Kakus (MCK) harus ke kamar mandi umum.
Rumah tersebut berdiri di atas tanah milik PT KAI.
Rumah Anto berada di gang sempit dihimpit rumah-rumah permanen mewah berlantai dua.
"Ketika ambruk saat hujan deras diiringi suara brak yang cukup keras," tutur Anto.
Ia mengaku, rumahnya memang kondisi sudah lapuk.
Rumah itu dibangun sudah ada 20 tahun lalu.
Kerusakan rumah terjadi paling parah dua tahun lalu.
Apa daya, pria tiga anak itu bekerja sebagai pemulung.
Ia biasa memulung di wilayah Tanjung Mas.
Uang hasil pekerjaannya tak pernah sisa untuk sekedar memperbaiki rumah.
"Istri tidak kerja, jadi hasil mulung buat makan juga masih kurang buat istri dan tiga orang anak masih SD semua," jelasnya.
Ia mengaku, sejauh ini belum mendapatkan bantuan.
Ia dibantu para tetangga sementara hanya membersihkan isi rumah dan puing-puing kayu.
"Soal tidur anak istri saya titipkan rumah ibu, saya sendiri tidur di musala kampung," bebernya.
Ia mengaku, berusaha sabar dengan kondisinya.
Untuk memperbaiki rumahnya, ia berencana mengumpulkan material kayu sedikit demi sedikit.
"Ya soal biaya nanti dipikir sambil jalan," jelasnya.
Sementara itu, tetangga korban, Sugiono (62) mengatakan, korban memang kategori keluarga fakir miskin.
Memiliki tiga anak dua di antaranya kembar.
"Kasihan kalau tidur di rumah neneknya yang rumahnya juga sempit," katanya.
Terkait kerusakan rumah, rumahnya juga terimbas.
Terutama bagian belakang yang menyatu dengan rumah Anto.
"Kamar mandi ikut ambruk luasan satu meter kali lima meter," tuturnya.
Kondisi rumah Anto sudah didatangi oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Purwosari.
Tim dari Polsek Semarang Utara juga telah datang ke lokasi rumah tersebut.
Kejadian rumah ambruk itu telah dilaporkan pula ke BPBD Kota Semarang. (*)