Puisi
Puisi Kinanthi Besalen Pandai Besi Iman Budhi Santosa
Puisi Kinanthi Besalen Pandai Besi Iman Budhi Santosa: Kepada tungku, kepada palu
Penulis: Awaliyah P | Editor: galih permadi
Puisi Kinanthi Besalen Pandai Besi Iman Budhi Santosa
TRIBUNJATENG.COM - Puisi Kinanthi Besalen Pandai Besi Iman Budhi Santosa:
Kinanthi Besalen Pandai Besi
Kepada tungku, kepada palu
baja sedia bersekolah. Mau berguru
berpijar menakar desis ububan
ikhlas tinggal bahan
kembali pada logam
kembali pada diam
menunggu lekuk-liku ketetapan empu
menuju bangun-bentuk landasan perilaku
“Kuhidupkan kalian lewat air dan api
kubuatkan engkau nama dan manfaat
untuk apa lahir dari besalen ini.
Tapi jelas bukan pedang belati!
Sebab kerabat kami bumi, petani
perang tak terbayang
terhadap belalang serta miang padi
menebang batang pisang, membelah kayu
atau merumput memanjakan sapi,”
bisik Si Tua pelahan
seperti dalang pada jejer pertama
sebuah lakon yang dimainkan ribuan peran
Lima tujuh hari sekali
kendati pasar sepi, desa susut tercuci
masih terdengar kesiur trembesi
senandung kinanthi, kasih pada besi
mendinginkan besalen ini
sebelum lunas retribusi
atas panen dari pundak dan telapak tangannya sendiri
1993
(*)