Mendag Pun Kebingungan Minyak Goreng Kemasan Mendadak Melimpah Usai HET Dicabut

Komoditas itu tiba-tiba muncul dari persembunyian setelah menghilang secara misterius dalam beberapa waktu lalu.

Editor: Vito
TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
ilustrasi - Karyawan mengeluarkan dan memajang stok minyak goreng kemasan di Toserba Yogya Mall Tegal, Kamis (17/3/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kelangkaan minyak goreng yang terjadi selama berminggu-minggu berakhir seketika sejak sehari setelah pemerintah merevisi aturan harga eceran tertinggi (HET).

Komoditas itu tiba-tiba muncul dari persembunyian setelah menghilang secara misterius dalam beberapa waktu lalu. Kini, minyak goreng kemasan dengan berbagai merek tidak sulit dijumpai di sejumlah supermarket, pasar tradisional, dan toko ritel.

Hanya saja, kemunculan minyak goreng tersebut dibarengi dengan kenaikan harga yang begitu signifikan dibandingkan dengan ketentuan harga minyak goreng sesuai HET yang berlaku sebelumnya.

Harga minyak goreng itu saat ini sudah berada di kisaran Rp 25.000/liter, dari sebelumnya dipatok Rp 14.000/liter sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 06/2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Sawit.

Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi mengaku kebingungan dengan fenomena melimpahnya minyak goreng yang terjadi hanya beberapa saat setelah aturan HET dicabut.

"Saya juga bingung barang ini dari mana? Tiba-tiba keluar semua," katanya, saat berdialog dengan ibu-ibu di sebuah ritel modern di Jakarta, dikutip dari Tribunnews, Minggu (20/3).

Lutfi menyebut, meski saat ini harga minyak goreng jauh lebih mahal dari HET, ada sisi positifnya, yakni stok minyak goreng yang kini tak lagi langka dan bisa didapatkan dengan mudah oleh masyarakat.

"Jadi mending mana, murah tapi barangnya tidak ada, atau sedikit mahal tapi stok banyak?" tanya Lutfi ke beberapa ibu-ibu yang tengah berbelanja.

Ia juga menjamin tidak lama lagi harga minyak goreng akan turun apabila ketersediaan di pasar semakin banyak. Menurutnya, penurunan harga terjadi sesuai dengan prinsip mekanisme pasar.

"Paling tidak semingguan nanti ada Filma dan merek lainnya akan membuat harga turun, jadi tidak bisa langsung," ucap mantan Duta Besar Indonesia untuk AS itu.

Lutfi menuturkan, harga minyak goreng kemasan berpotensi mengalami penurunan, sesuai dengan mekanisme pasar yang berlaku.

“Saya juga melihat ketersediaannya cukup. Nanti, jika merek minyak gorengnya makin banyak, harganya akan menurun sesuai dengan kompetisi dan leveling dari market mereka,” ujarnya, dalam kesempatan terpisah.

Ia menyatakan, bakal menggandeng berbagai pihak terkait, termasuk pelaku usaha ritel sebagai distributor agar menciptakan harga minyak goreng kemasan yang lebih murah.

“Diperkirakan dalam seminggu ke depan merek-merek sudah mulai keluar, dan harganya sudah bisa lebih baik (turun-Red)," ucapnya.

Berdasarkan hasil tinjauannya di ritel modern di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, Mendag menyebut stok minyak terpantau normal, bahkan melimpah.

Selain itu, dia menambahkan, berdasarkan informasi dari penjual, banyaknya permintaan toko terhadap kebutuhan minyak goreng sudah bisa dipenuhi 100 persen. (Kompas.com/Tribunnews)

Sumber: Tribunnews.com
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved