MotoGP Mandalika
Bukan Mistik Ini Penjelasan Ilmiah Pakar MotoGP soal Tikungan 13 Sirkuit Mandalika yang Makan Korban
Bukan Mistik Ini Penjelasan Ilmiah Pakar MotoGP soal Tikungan 13 Sirkuit Mandalika yang Makan Korban
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
Bukan Mistik Ini Penjelasan Ilmiah Pakar MotoGP soal Tikungan 13 Sirkuit Mandalika yang Makan Korban
TRIBUNJATENG.COM - Tikungan 13 Sirkuit Mandalika memakan korban, Minggu (20/3/2022).
Dua pembalap MotoGP mengalami nasib sial saat melintas di tikungan tersebut.
Motor Alex Rins dari Suzuki Ecstar terbakar saat melintasi tikungan 13.
Sedangkan Marc Marquez dari Repsol Honda terjatuh dua kali di tikungan yang sama.

Baca juga: Viral Pembalap Fabio Quartararo Magang Jadi Pawang Hujan Seperti Rara Isti
Baca juga: Miguel Oliveira Juara MotoGP Indonesia, Ini Update Klasemen MotoGP 2022
Baca juga: Inilah Sosok Risman Staf Hotel Lombok yang Jadi Motivasi Kemenangan Oliveira di MotoGP Mandalika
Baca juga: Gaji Fantastis Rara Pawang Hujan yang Viral di MotoGP Mandalika, Dihitung Per Hari Sejak Pengaspalan
Banyak spekulasi yang bersliweran mengenai insiden kecelakaan di tikungan ke-13.
Mulai dari spekulasi ilmiah hingga spekulasi mistik yang mengaitkan angka 13 sebagai angka sial.
Namun titik terang disampaikan oleh Taufik Niswan selaku satu-satunya wartawan Indonesia yang terakreditasi oleh Dorna.
Niswan menyebut ban menjadi masalah utama pihak Repsol Honda di balapan Sirkuit Mandalika.
Kemungkinan besar, penyebab jatuhnya Marquez bukan karena sial tikungan 13, melainkan karena performa ban.
"Gak ada urusan sama track, ini lebih ke ban," ujar Niswan dikutip dari vidio yang diunggah di media sosial.
Niswan mengatakan, Repsol Honda membawa ban baru dengan konstruksi lama.
Berdasarkan hasil uji coba, pihak Repsol Honda menilai ban tersebut bisa digunakan untuk memecahkan masalah saat balapan.
Namun saat dipakai kali ini, ban justru tidak bisa memberikan hasil yang optimal.
"Bukan ban yang diproduksi empat tahun lalu, tapi ban dengan konstruksi empat tahun yang lalu untuk memecahkan masalah waktu kita test kemarin," kata Niswan.
"Masalahnaya pas tes kemarin Repsol Honda bagus baget, tapi pas ini (MotoGP Mandalika) berantakan banget."
Benar-benar bermasalah, ini aneh bagi Pol Espargaro (pembalap Repsol Honda), di test mereka bagus banget, ban tidak masalah," imbuhnya.
Menurut Niswan, ban yang dipakai saat ini tidak akan mampu bertahan lama.
Apalagi jika pembalap start di belakang, ban akan lebih cepat panas karena lintasan sudah dilewati oleh banyak pembalap di depannya.
"Misalnya 21 lap atau 27 lap, menurut dia (Pol Espargaro) tidak sampai segitu, ban akan destroy (hancur)," tutur Niswan.
Pol Espargaro Keluhkan Ban Repsol Honda
Diberitakan sebelumnya, Pol Espargaro mengeluhkan kondisi ban setelah tampil buruk di sesi kualifikasi MotoGP Indonesia 2022.
Pol Espargaro menilai ban yang digunakan membuatnya sulit untuk menguasai pergerakan Honda RC213V.
Sebenarnya penampilan para pembalap Repsol Honda cukup menjanjikan mulai dari tes pramusim sampai balapan seri perdana kemarin.
Namun, secara tiba-tiba semua performa Honda bagai menghilang di MotoGP Indonesia 2022.
Pol Espargaro hanya sanggup menempati posisi ke-16, sedangkan Marc Marquez di peringkat ke-14 di sesi kualifikasi MotoGP Indonesia 2022.
Hal itu disinyalir karena Honda telah mengubah spesifikasi ban yang digunakan.
Sebab, pemasok ban MotoGP, Michelin memutuskan untuk tidak membawa ban spesifikasi terbaru untuk MotoGP Mandalika 2022.
Pihak Michelin menganggap lebih baik jika menggunakan ban spesifikasi lama, dari empat tahun baru.
Pol Espargaro pun menyebut jika motor Honda tak dibangun untuk menggunakan ban spesifikasi lama.
"Selama pramusim, Honda telah mengambil banyak informasi mengenai bannya," kata Pol Espargaro dikutip dari Speedweek.
"Kami bahkan terus bekerja keras agar motor sesuai dengan spesifikasi ban terbaru," jelasnya.
Padahal, Pol Espargaro cukup optimistis jika motor baru Honda RC213V merupakan yang terbaik di grid MotoGP.
Namun, hal tersebut buyar dengan penggunaan ban spesifikasi lama.
"Kemudian terjadi masalah ketika uji coba pramusim, dan Michelin memutuskan untuk membawa ban yang sudah berusia empat tahun," tegasnya.
"Kami memiliki motor terbaik dengan menggunakan ban baru. Tetapi, motor kami tak dibangun untuk menggunakan ban ini," ujarnya.
Tak heran, Pol Espargaro merasa Honda diperlakukan tidak adil.
"Kami sangat marah terhadap hal itu. Karena sekarang lawan sangat cepat. Kami pikir hal ini sangat tidak adil," ungkapnya.
"Kami sudah membangun motornya selama pramusim, dan tak layak mendapat hasil ini," tutur Pol Espargaro.
(*)