Berita Internasional
Amerika Ingin Keluarkan Rusia dari G20: Indonesia, India, & China Disebut Tidak Mungkin Setuju
Amerika Serikat beserta para sekutunya sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan keanggotaan Rusia dalam kelompok G20 atas invasinya ke Ukraina.
TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC – Amerika Serikat beserta para sekutunya sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan keanggotaan Rusia dalam kelompok G20 atas invasinya ke Ukraina.
Hal tersebut dikatakan oleh sejumlah sumber yang terlibat dalam diskusi "pemecatan" Rusia dari keanggotaan G20 kepada Reuters.
Namun, setiap usulan untuk mengeluarkan Rusia kemungkinan akan secara langsung diveto oleh sejumlah negara dalam G20 seperti China, India, Arab Saudi.
Baca juga: Rangkaian KTT G20: Energy Transition Working Group Digelar Pekan Ini, Apa Saja yang Dibahas?
Baca juga: PLN Siapkan Listrik Zero Down Time Saat Penyelenggaraan ETWG G20 di Jateng dan DIY
Baca juga: Sukseskan Presidensi G20 di Jateng-DIY, PLN Laksanakan Apel Siaga Keandalan
Baca juga: Negara G20 Sepakat Awasi Perdagangan Aset Kripto
Baca juga: Di Antara Pertemuan G20 Digelar di Pantai Bali, Jokowi Ingin Tampilkan Suasana Beda
Sejauh ini, Rusia telah menghadapi serangkaian sanksi internasional yang dipimpin oleh Barat yang bertujuan untuk mengucilkannya dari perekonomian global.
Salah satu sanksi tersebut secara khusus menutupnya dari sistem bank global SWIFT dan membatasi transaksi oleh bank sentralnya.
“Ada diskusi tentang apakah pantas bagi Rusia untuk menjadi bagian dari G20,” kata sumber senior dari kelompok G7.
“Jika Rusia tetap menjadi anggota (G20), itu akan menjadi organisasi yang kurang berguna,” kata sumber tersebut sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (23/3/2022).
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menanggapi pertanyaan apakah Presiden AS Joe Biden akan bergerak untuk mendorong Rusia keluar dari G20 ketika dia bertemu dengan pemimpin NATO.
“Kami percaya bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa untuk Rusia di lembaga-lembaga internasional dan dalam komunitas internasional,” ujar Sullivan.
Sullivan menuturkan, AS berencana untuk berkonsultasi dengan sekutunya sebelum pernyataan lain dibuat.
Seorang sumber dari Uni Eropa secara terpisah mengonfirmasi diskusi tentang status Rusia pada pertemuan G20 mendatang, yang presidensinya saat ini dipegang Indonesia.
“Sudah sangat jelas bagi Indonesia bahwa kehadiran Rusia pada pertemuan tingkat menteri yang akan datang akan sangat bermasalah bagi negara-negara Eropa,” kata sumber tersebut.
Dia menambahkan bahwa tidak ada proses yang jelas untuk mengucilkan suatu negara.
Pada Selasa (22/3/2022), Polandia menyarankan kepada pejabat perdagangan AS untuk menggantikan Rusia dalam kelompok G20 dan bahwa saran tersebut telah menerima "tanggapan positif."
Juru Bicara Kementerian Perdagangan AS bertutur, telah digelar “pertemuan yang baik” antara Menteri Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Polandia Piotr Nowak dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo.