Berita Semarang
Pedagang Khawatir Kenaikan Harga Gula Pasir Akan Seperti Minyak Goreng
Ia menambahkan, pembelian gula pasir TK tidak dibatasi karena lesunya pasar. Sedangkan gula pasir kristal kemasan dengan merek dagang, ia hanya mendap
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah pedagang di pasar tradisional mengeluhkan kenaikan harga gula kristal putih atau gula pasir yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Menurut pedagang, kenaikan harga yang semakin tak terkendali membuat mereka khawatir akan seperti minyak goreng.
"Gula masih ada, cuma harganya naik. Sekarang Rp 700 ribu/sak, yang gula TK itu. Kalau yang di bawahnya, Rp 665 ribu, itu masing-masing isi 50 kg," kata Joko, satu pedagang di Pasar Karangayu Semarang, Jumat (25/3/2022).
Baca juga: Giliran Gula Pasir Jadi Perhatian, Hilang dari Pasaran, Pasokan Tidak Pasti
Untuk eceran, menurut dia, semula gula TK ia jual dengan harga Rp 13.500/kg. Namun, harga kemudian naik secara bertahap naik hingga kini mencapai Rp 15 ribu/kg.
Joko menyebut, hal itu turut berpengaruh terhadap lesunya pasar, karena harga beberapa komoditas pangan lain juga naik.
"Naiknya (harga-Red) sudah 2 minggu ini. Sejak harga minyak goreng naik, semuanya terpengaruh. Kalau barangnya ada, tapi harga naik, peminatnya yang tidak (naik-Red)," tuturnya.
Ia menambahkan, pembelian gula pasir TK tidak dibatasi karena lesunya pasar. Sedangkan gula pasir kristal kemasan dengan merek dagang, ia hanya mendapat pasokan secara terbatas.
Meski demikian, hal itu tidak berpengaruh pada penjualan, sebab banyak konsumen yang mencari harga lebih murah.
"Kalau gula yang ada mereknya dibatasi. Saya dapatnya 10 pcs. Tapi kebetulan peminatnya jarang. Konsumen sekarang carinya barang yang ada, dengan harga yang murah. Mereka tidak memedulikan merek, karena semuanya naik," imbuhnya.
Sri, pedagang lain di Pasar Karangayu Semarang, mengaku, kini terpaksa memilih gula pasir dengan harga lebih murah untuk dijual di lapaknya. Hal itu agar tidak ada konsumen yang protes dengan kenaikan harga yang terjadi.
"Harga gula yang biasa saya jual sekarang naik tinggi, sudah tidak bisa jual Rp 13.500/kg lagi, bahkan Rp 15 ribu/kg juga sudah tidak bisa lagi. Sekarang saya jual yang kualitas di bawahnya, biar bisa jual Rp 15 ribu/kg seperti yang lain," ucapnya. (idy/Tribun Jateng Cetak)