Berita Demak
Soroti Dampak Jalan Tol Semarang-Demak, Ketua DPRD Demak Minta Pemerintah Punya Rencana Jelas
Ketua DPRD Demak soroti sejumlah dampak tekait pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Ketua DPRD Kabupaten Demak, Fahrudin Bisri Slamet (FBS) menyoroti sejumlah dampak buruk maupun baik terkait pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak terhadap masyarakat dan lingkungan di Kabupaten Demak.
Hal itu ia ungkapkan saat acara Talkshow Forum bertajuk “Demak Pro-Investasi Tingkatkan Infrastruktur Pendukung Ekspor & Pariwisata” yang diadakan Tribun Jateng di Museum Masjid Agung Demak, Kabupaten Demak, Senin (21/3/2022) lalu.
Dalam acara itu, narasumber yang dihadirkan selain FBS yakni Sekda Demak, dr Singgih Setyono dan Direktur Teknik PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak (PPSD), Deddy Susanto.
Acara talkshow tersebut dipandu dan dibawakan oleh Reporter Tribun Jateng, Ruth Novita Lusiani.
Menurut FBS, jalan tol yang juga sebagai tanggul laut dan membentang di sepanjang pesisir utara Jawa dari Kaligawe Semarang sampai Sayung Demak tersebut masih belum sepenuhnya menyelesaikan persoalan rob dan banjir di Kabupaten Demak.
“Pada intinya salah satu tujuan adanya tol ini, harapan kami semaksimal mungkin mengatasi rob dan banjir. Namun menurut kami ini belum sepenuhnya karena rob yang terjadi tidak hanya di Kecamatan Sayung saja, tapi total ada empat kecamatan ini yang ada rob, yakni Karangtengah, Bonang dan Wedung,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah setempat bisa segera memikirkan solusi dan perencanaan yang jelas untuk persoalan rob.
Satu di antara hal yang ia contohkan yakni grand design, atau sebuah metode untuk penanganan rob di Kota Wali tersebut secara menyeluruh.
“Meskipun nanti pengerjaannya parsial, tapi kan tujuannya jelas sehingga bisa dikerjakan sesuai dengan studi kelayakannya,” imbuhnya.
FBS juga menyoroti bagian selatan sepanjang proyek jalan tol yang berada di Sayung yang berpotensi terdampak rob lebih besar.
Menurutnya, tanah di bagian selatan yang diuruk akan memiliki kontur yang lebih rendah, sehingga berpotensi mengundang rob atau air laut dari wilayah utara.
“Diuruknya jalan tol, pasti air akan lari ke tempat yang lebih rendah.
Daerah yang dulu penyangga pangan akan menjadi hilang, jika rob bisa ke selatan jalan pastinya akan rusak semua. Yang sebelah utara masih ada desa-desa, Kita harus antisipasi agar warga tidak tenggelam dalam rob, ini Pak Deddy, secara teknis bisa dibahas. Artinya tol ini juga bisa mengatasi robnya. Pemkab juga harus bisa sejak sekarang bisa meminimalisir dampak buruknya itu,” terangnya.
FBS sendiri mengaku bahwa dirinya masih memperdulikan jalan nasional atau Jalur Pantura Semarang Demak.
Ia memerhatikan banjir rob yang kini semakin tinggi di sepanjang jalur tersebut, terutama yang paling dekat dengan laut atau bibir pantai.