Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

Ketua DPRD Demak Sebut Tol Tanggul Laut Belum Sepenuhnya Selesaikan Rob dan Banjir

Menurut FBS, jalan tol yang juga tanggul laut itu belum sepenuhnya mampu menyelesaikan persoalan rob dan banjir di Demak.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: m nur huda
TRIBUN JATENG/YUNAN SETIAWAN
Ketua DPC PDI-P Demak Fahruddin Bisri Slamet saat ditemui Tribunjateng.com di rumah dinasnya, Jumat, (24/7/2020).(TRIBUNJATENG/YUNANSETIAWAN). 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Ketua DPRD Demak, Fahrudin Bisri Slamet (FBS) menyoroti dampak pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak terhadap masyarakat dan lingkungan di wilayah tersebut.

Hal itu dikatakannya saat Talkshow Forum bertajuk Demak pro-Investasi Tingkatkan Infrastruktur Pendukung Ekspor & Pariwisata yang digelar Tribun Jateng di Museum Masjid Agung Demak, Kabupaten Demak, Senin (21/3) lalu.

Selain FBS, narasumber lain dalam acara tersebut adalah Sekda Demak, dr Singgih Setyono dan Direktur Teknik PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak (PPSD), Deddy Susanto.

Menurut FBS, jalan tol yang juga tanggul laut itu belum sepenuhnya mampu menyelesaikan persoalan rob dan banjir di Demak.

“Pada intinya salah satu tujuan adanya tol ini, harapan kami semaksimal mungkin mengatasi rob dan banjir. Namun menurut kami ini belum sepenuhnya karena rob yang terjadi tidak hanya di Sayung saja. Total ada empat kecamatan yang terdampak rob. Selain Sayung adalah Kecamatan Karangtengah, Bonang dan Wedung,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah setempat bisa segera memikirkan solusi dan perencanaan yang jelas untuk persoalan rob. Satu di antaranya adalah grand design atau sebuah metode untuk penanganan rob di Kota Wali secara menyeluruh.

FBS juga menyoroti bagian selatan proyek jalan tol di Sayung yang berpotensi terdampak rob lebih besar.

Menurutnya, tanah di bagian selatan yang diuruk akan lebih rendah sehingga berpotensi terdampak rob.

“Diuruknya jalan tol, pasti air akan lari ke tempat lebih rendah. Daerah yang dulu penyangga pangan akan hilang. Jika rob ke selatan jalan pastinya akan rusak semua. Yang sebelah utara masih ada desa. Kita harus antisipasi agar warga tidak tenggelam dalam rob. Pemkab harus bisa meminimalisir dampak buruknya itu,” lanjutnya.

Dampak buruk lainnya dari pembangunan tol tersebut, ditambahkan FBS, yakni perekonomian di dalam kota. Ia melihat pendapatan pengusaha di warung-warung makan yang biasa dilewati kendaraan akan berkurang.

Namun demikian, ucap dia, proyek tersebut juga berdampak baik bagi masyarakat. Misalnya, berkurangnya kemacetan tertutama di wilayah Sayung dan Karangtengah.

Selain itu, lantaran exit tol di dekat makam terapung Syekh Mudzakir, maka akses ke lokasi wisata religi itu akan semakin mudah.

Menurutnya, makam Syekh Mudzakir merupakan punya potensi besar sehingga otomatis akan berdampak pada kondisi perekonomian warga sekitar.

“Exit tol yang di Kadilangu, dekat dengan Makam Sunan Kalijaga. Diharapkan orang yang berziarah akan mudah aksesnya," tambahnya.

FBS juga berharap Pemkab Demak bisa mengintegrasikan sejumlah destinasi wisata religi jadi satu paket wisata bagi pengunjung.

Destinasi wisata yang dimaksud yaitu makam Syekh Mudzakir di Sayung, Masjid Agung Demak, dan Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Ia juga menyarankan adanya wisata kuliner berupa rumah apung.

Sementara Singgih Setyono menambahkan, pihaknya mendukung pembangunan jalan tol beserta manfaatnya bagi masyarakat dan membuka peluang baru bagi warga.

Untuk menghadapai dampak lainnya seperti rob dan banjir, Singgih menjelaskan, pihanya sudah melakukan penanaman mangrove di kawasan pesisir hingga saat ini jumlahnya sudah semakin banyak.

Selain itu, saat ini pemerintah juga melakukan normalisasi, memperbaiki saluran-saluran air, serta mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Menurutnya, satu di antara faktor penyebab banjir adalah banyaknya sampah yang dibuang sembarangan.

Pemerintah juga tengah berupaya memindahkan warga-warga yang terdampak rob di pesisir. Naun masih ada sebagian warga yang menolak dipindahkan.

“Mereka inginnya masih ada di situ karena merasa itu tanahnya walaupun sudah tergenang air. Ini jadi tantangan kita bersama. Mungkin bendungnya tidak hanya di situ saja,” pintanya.

Sementara mengenai sektor pariwisata, Singgih menerangkan, pembangunan di Demak melalui perencanaan lima tahunan dan jangka menengah. Demak punya empat saka guru pembangunan, yakni pariwisata, pertanian, usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan membangun infrastruktur.

“Untuk 2022, fokusnya bagaimana menuju visi demak yaitu Lebih Bermatabat, Maju, dan Sejahtera. Di masa Covid-19, pariwisata paling terdampak. Meskipun demikian, Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijaga paling banyak dikunjungi setelah Borobudur," ucap dia.

Direktur Teknik PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak (PPSD) Deddy Susanto selaku pelaksana proyek Tol Semarang-Demak menjelaskan, pembangunan seksi 2 yakni Sayung-Demak ditargetkan rampung akhir tahun ini. Dengan demikian ia berharap, ruas tol tersebut sudah bisa beroperasi di awal tahun depan.

Sementara untuk ruas Kaligawe-Sayung, ditargetkan rampung di akhir 2024 dan beroperasi awal 2025.
Sedangka terkait dampak infrastruktur terhadap pariwisata, pihaknya akan membuat satu rest area di tepi laut yang punya akses ke makam Syekh Mudzakir.

"Rest area ini bukan rest area pada umumnya karena ini berada di tepi laut. Diharapkan nanti juga menjadi rest area wisata dan mempermudah akses ke Makam Syekh Mudzakir. Dari rest area bisa memakai perahu untuk menuju makam tersebut,” tandasnya. (rez)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved