Ramadan 2022
Inflasi Jateng Bulan Maret Capai 0,75 Persen, BPS Sampaikan Warning
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat inflasi di Jawa Tengah bulan Maret 2022 sebesar 0,75 persen dengan IHK 108,58.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat inflasi di Jawa Tengah bulan Maret 2022 sebesar 0,75 persen dengan IHK 108,58.
Inflasi bulan ini merupakan tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya tahun 2022, yang pada Januari sebesar 0,43 persen dan Februari hanya sebesar 0,01 persen.
"(Inflasi bulan Maret) Ini sudah menjadi warning supaya lebih berhati-hati memantau harga dan menjaga agar tidak terlalu meningkat, karena bulan April akan memasuki ramadhan kemudian bulan Mei Idul Fitri.
Biasanya momen tersebut akan menyebabkan inflasi lebih tinggi lagi," kata Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana saat konferensi pers secara virtual, Jumat (1/4/2022).
Adhi menerangkan, inflasi tahun kalender 2022 (Maret 2022 terhadap Desember 2021) tercatat sebesar 1,19 persen.
Sedangkan inflasi tahun ke tahun (Maret 2022 terhadap Maret 2021) sebesar 2,42 persen.
Bulan Maret sendiri, tercatat dari total enam kabupaten/kota yang dilakukan survei, inflasi tertinggi yakni terjadi di Cilacap sebesar 1,19 persen.
Sementara terendah terjadi di Kota Semarang sebesar 0,66 persen.
Adhi menjelaskan, kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyebab utama inflasi di Jawa Tengah bulan Maret ini dengan andil sebesar 0,43 persen.
Disebutkan, komoditas-komoditas penyumbang inflasi tertinggi yakni telur ayam yang memberikan andil sebesar 0,08 persen dan cabai merah yang juga sebesar 0,08 persen.
Adapun lainnya, angkutan udara memberikan andil sebesar 0,07 persen, minyak goreng 0,05 persen, dan emas perhiasan sebesar 0,04 persen.
"Bulan Maret ini (harga) sejumlah komoditas meningkat seperti telur ayam ras, cabai merah, dan lain-lain di samping minyak goreng yang masih viral karena harganya yang dilepas dan relatif agak mahal.
Kemudian peralatan pribadi dan lainnya, terutama harga emas yang cukup signifikan terpengaruh harga emas dunia.
Tidak kalah penting harga perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga walaupun hanya 0,04 persen, tetapi ini merata di seluruh masyarakat terutama adanya kenaikan harga elpiji non subsidi baik 5 kilogram maupun 12 kilogram.
Kita juga harus berhati-hati karena per April ini pemerintah menaikkan harga pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 per liter," terang Adhi.