Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Inflasi di Purwokerto dan Cilacap Tetap Terkendali Meski Harga Minyak Goreng Naik

Inflasi pada kedua daerah tersebut utamanya didorong oleh kenaikan harga minyak goreng yang sejalan dengan adanya relaksasi ketentuan HET minyak goren

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: m nur huda
TRIBUNBANYUMAS/Permata Putra Sejati 
Pembeli terlihat saat akan membeli minyak goreng di swalayan Rita Jalan Jenderal Soedirman, dengan harga Rp 23.500 per liter, Kamis (17/3/2022). Hal yang sama juga terjadi di Pasar Karanglewas Purwokerto sejumlah pedagang mendapat informasi update harga minyak per liter dengan harga Rp 23 ribu. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Tingkat Inflasi Purwokerto dan Cilacap pada Maret 2022, tercatat masing-masing sebesar 0,82 persen (mtm) dan 1,19 persen (mtm).

Inflasi pada kedua daerah tersebut utamanya didorong oleh kenaikan harga minyak goreng yang sejalan dengan adanya relaksasi ketentuan HET minyak goreng per 16 Maret 2022.

Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas telur ayam ras saat adanya kebijakan larangan penjualan telur Hatching Egg (HE) untuk konsumsi kepada pembibit dan pelaku usaha perunggasan serta akibat adanya peningkatan biaya produksi pakan.

Selain itu kenaikan harga cabai akibat terbatasnya pasokan akibat panen yang terganggu oleh musim hujan juga menjadi salah satu faktor pendorong inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada Maret 2022.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Banyumas dan Cilacap telah melakukan beberapa upaya pengendalian inflasi secara sinergis.

Diantaranya melalui pelaksanaan inspeksi mendadak ke distributor dan pedagang grosir minyak goreng kemasan dan curah serta melakukan operasi pasar minyak goreng selama Februari dan Maret 2022.

Tekanan inflasi di Purwokerto pada Maret 2022 (0,82 persen, mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,03 persen, mtm). 

Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,53 persen (mtm).

"Dilihat dari komoditasnya, yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada periode ini adalah komoditas bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, cabai merah, minyak goreng dan emas perhiasan," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Rony Hartawan dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (3/4/2022).

Di sisi lain, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok Transportasi yang mengalami deflasi sebesar -0,55 persen (mtm) dan memberikan andil sebesar -0,07 persen (mtm).

Berdasarkan jenisnya, komoditas utama yang menahan inflasi bulan Maret yaitu mobil (-0,08 persen), jeruk (-0,02 persen), kangkung (-0,01 %), dan seng (-0,01 persen).

Dengan perkembangan tersebut, secara tahun kalender inflasi Purwokerto tercatat sebesar 1,52 persen (ytd).

Adapun secara tahunan, Purwokerto tercatat mengalami inflasi sebesar 3,16 persen (yoy).

Capaian inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi Maret tahun 2019 sampai 2021 yang sebesar 2,01 persen (yoy), namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2022 sebesar 3 persen ±1 persen (yoy).

Pada periode yang sama, di Kabupaten Cilacap mencatatkan inflasi sebesar 1,19 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,07 persen, mtm).

Inflasi utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil sebesar 0,76 persen (mtm).

Adapun komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah minyak goreng, rokok kretek filter, telur ayam ras, kue kering berminyak, dan nasi dengan lauk.

Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh koreksi harga pada beberapa komoditas, utamanya beras, ayam hidup, tomat kopi bubuk, dan kacang panjang.

Secara tahun kalender, inflasi Cilacap tercatat sebesar 1,93 persen (ytd).

Adapun capaian inflasi secara tahunan dilaporkan sebesar 3,41 persen (yoy) pada Maret 2022.

Angka tersebut  lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi Maret tahun 2019 s.d 2021 yang sebesar 1,67 persen (yoy), namun masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2022 sebesar 3 persen ±1 persen (yoy).

Bank Indonesia tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran sasarannya 3±1 persen (yoy) pada 2022.

Adapun risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional.

Kemudian dampak inflasi dari kenaikan permintaan dan harga barang di luar negeri (imported inflation).

Dalam hal ini koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved