Klitih Jogja
Sosok Daffa di Mata Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogya, Tewas Jadi Korban Klitih Tepat Sebelum Mudik
Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Drs H Slamet Purwo menceritakan sosok Daffa (17) korban klitih yang kehilangan nyawa saat membeli sahur.
TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA - Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Drs H Slamet Purwo menceritakan sosok Daffa (17) korban klitih yang kehilangan nyawa saat membeli sahur.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu (3/4/2022) dini hari, korban merupakan seorang pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Saat itu, mendiang Daffa mencari makan sahur bersama kedua temannya di area Gedongkuning, Rejowinangung, Kotagede, Kota Yogyakarta.
Daffa dibonceng temannya DS.
Baca juga: Detik-detik Daffa Siswa SMA Anak Anggota DPRD Kebumen Tewas di Tangan Kekejaman Klitih Yogyakarta
Baca juga: Anak Anggota DPRD Kebumen Dibunuh Geng Klitih Jogja Jelang Sahur, Aktif Ikatan Pemuda Muhammadiyah
Baca juga: Respons Sri Sultan HB X Pelaku Klitih Wajib Proses Hukum, Tak Peduli Masih Anak-anak
Satu temannya lagi membawa motor seorang diri.
“Mereka kemudian dibuntuti oleh dua motor."
"Satu motor dinaikin tiga orang dan satu motor lagi dinaikin dua orang."
"Mereka semua tidak dikenal anak-anak kami,” cerita Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Drs H Slamet Purwo ketika ditemui, Senin (4/4/2022).
Diketahui, Daffa merupakan siswa kelas XI IPS 3 SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Keluarganya berada di Kebumen, Jawa Tengah dan dia tinggal di rumah indekos di kawasan Kusumanegara bersama beberapa teman.
“Setelah di spion melihat ada motor yang membuntuti, anak-anak kami kemudian mencari selamat."
"Sayang, kepala bagian belakang Daffa yang dibonceng terkena sabetan benda tajam, semacam gir,” paparnya lagi.
Malam suci di bulan Ramadan menjadi petaka.
Daffa harus dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Hardjolukito karena lukanya cukup parah oleh DS.
DS kemudian menelpon orang tua Daffa. Orang tua pun segera menghubungi pihak sekolah melalui wali kelas.
“Kami segera ke RSPAU Hardjolukito untuk memastikan keadaan Daffa yang menjadi korban ini,” tambahnya.
Nahas, nyawa Daffa tidak terselamatkan. Dia menghembuskan nafas terakhir pada pukul 09.30 pagi di RS.
DS tidak mengalami luka, tetapi ia tidak bisa berlama-lama di RS menunggu sahabatnya lantaran harus mengejar pesawat ke Lampung pagi hari.
Setelah dinyatakan meninggal, jenazah Daffa segera dikafani dan disalatkan.
Pihak sekolah mengantar ke Kebumen, tempat orang tua Daffa sembari mengucapkan bela sungkawa yang amat mendalam.
“Sahur itu bukan agenda sekolah, hanya sahur biasa."
"Mereka itu dijadwalkan pulang ke kampung halaman hari ini, Senin karena memang pembelajaran kembali daring,” papar Slamet.
Sejak hari ini, siswa kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta memang mengikuti pembelajaran daring.
Mereka diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing lantaran kelasnya digunakan kelas XII untuk mengikuti ujian secara luring.
“Rencananya, mereka pulang dulu selama ujian kelas XII dari tanggal 6-20 April 2022, baru kembali lagi ke sini untuk ikut pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan keputusan pemerintah,” jelasnya.
Daffa adalah siswa yang aktif berorganisasi.
Ia merupakan bagian dari kepengurusan Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM), organisasi yang seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Negeri.
“Secara akademik, anak ini normatif ya, dia tidak nakal."
"Beberapa waktu lalu sempat jadi panitia pentas seni Rising Up, yang ditayangkan di YouTube 30 Maret 2022 kemarin. Daffa itu bagian dari panitia,” beber Slamet.
Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari ini Semarang, Ramadhan Hari ke-3, Selasa 5 April 2022
Baca juga: Ingat Pernikahan Viral Mahar Sandal Jepit? Cuma Setahun Menikah Kemudian Saling Tuding Selingkuh
Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Tanjung Pinang, Ramadhan Hari ke-3, Selasa 5 April 2022
Meninggalnya Daffa menjadi kesedihan tersendiri untuk keluarga besar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Adik-adik kelas Daffa pun sudah diminta untuk tetap berhati-hati.
Para orang tua diwajibkan berjanji untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak ada kejadian yang merenggut nyawa calon pemimpin seperti ini terjadi lagi.
“Kami dari sekolah juga sampaikan ke orang tua untuk lebih meningkatkan pendampingan kepada anak-anak, termasuk yang merantau seperti Daffa tadi, orang tua juga harus mendampingi rutin,” tandasnya. (Ard)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Cerita Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta tentang Siswanya yang Jadi Korban Klitih ,