Berita Internasional
Pejabat Ukraina Menangis Ceritakan tentang 2 Gadis Bersaudara yang Dirudapaksa Tentara Rusia
Wakil Wali Kota Ivankiv, Ukraina, menceritakan bagaimana tentara Rusia merudapaksa warganya, gadis-gadis yang masih remaja.
TRIBUNJATENG.COM - Wakil Wali Kota Ivankiv, Ukraina, menceritakan bagaimana tentara Rusia merudapaksa warganya, gadis-gadis yang masih remaja.
Maryna Beschastna mengungkapkannya setelah daerah Ivankiv terbebas dari penguasaan Rusia, yakni 35 hari lamanya.
Dia menangis saat menceritakannya.
Baca juga: Ini Dia Drone Switchblade, Penghancur Tank yang Akan Dikirim Amerika untuk Bantu Ukraina Lawan Rusia
“Ada kasus di satu desa, dua saudara perempuan dirudapaksa, anak perempuan berusia 15 dan 16 tahun, mereka masih anak-anak," katanya.
Para gadis tersebut ditarik rambutnya oleh Tentara Rusia untuk keluar dari ruang bawah tanah, sehingga mereka bisa melecehkan para gadis tersebut.
Maryna mengatakan para gadis-gadis itu mulai memotong pendek rambut mereka, dimaksudkan agar tampilan mereka terlihat tak menarik perhatian, dikutip dari The Sun.
Ivankiv akhirnya terbebas setelah sebulan dikendalikan oleh pasukan Vladimir Putin, berkat insinyur tentara Ukraina yang membangun jembatan ponton.
Meskipun penduduk yang dibebaskan merasa lega karena bebas, kisah trauma mereka mengirimkan gelombang kejut ke seluruh negeri.
Kisah lain datang dari seorang warga Ivankiv, menceritakan bagaimana dia mati-matian berusaha menyelamatkan putranya yang berusia 12 tahun, Artem, sebelum dia dibunuh.
"Dalam perjalanan ke sini di dalam mobil, Artem berteriak sepanjang jalan ibu, Sasha, aku mencintaimu," ujar Elena Skoropad.
Kemudian Artem terus mengatakan kakinya sakit, punggungnya sakit.
"Ketika kami membawanya ke rumah sakit dia masih hidup, tetapi kemudian lukanya semakin parah hingga akhirnya meninggal dunia.
Penyerangan di Bucha
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh militer Rusia melakukan kejahatan terburuk sejak Perang Dunia Kedua.
Gambar mengerikan mayat tergeletak di jalan di kota-kota seperti Bucha telah menimbulkan kecaman di seluruh dunia.
Setelah pidatonya melalui tautan video ke Dewan Keamanan, Zelensky menunjukkan video grafis gambar orang Ukraina yang tewas, beberapa terbakar.
"Militer Rusia mencari dan dengan sengaja membunuh siapa saja yang mengabdi pada negara kami," katanya, dikutip dari BBC.
"Mereka membunuh seluruh keluarga, orang dewasa dan anak-anak, dan mereka mencoba membakar mayat-mayat itu."
Di sisi lain Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzia mengatakan tidak ada bukti pasukan Rusia telah melakukan kekejaman.
"Kami sekali lagi mendengar banyak kebohongan tentang tentara dan militer Rusia," katanya.
Zelensky mengatakan PBB harus bertindak atas serangan tersebut.
"Apakah Anda siap untuk menutup PBB? Dan apakah waktu hukum internasional telah berlalu? Jika jawaban Anda tidak, maka Anda harus segera bertindak," katanya.
"Kita berurusan dengan negara yang mengubah hak vetonya di Dewan Keamanan PBB menjadi hak untuk menyebabkan kematian," katanya.
Dia menyerukan pembentukan pengadilan internasional khusus untuk menangani kejahatan, dan agar Rusia dikeluarkan dari Dewan Keamanan PBB.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan dia tidak akan pernah lupa melihat gambar warga sipil yang tewas di Bucha.
Dia memperingatkan Dewan Keamanan bahwa invasi Rusia adalah salah satu tantangan terbesar bagi tatanan internasional karena sifat, intensitas, dan konsekuensinya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tangis Pejabat Ukraina Ungkap 2 Gadis Diperkosa Tentara Rusia, Rambut Ditarik, Diseret dari Basement
Baca juga: Anak-Anak Vladimir Putin Jadi Sasaran Sanksi Baru Amerika