Takjil Ramadan
Seruput Kopi Arab Khas Masjid Layur Semarang Bikin Dahaga Hilang Perut Hangat
Bagi warga Semarang yang ingin mencoba takjil anti mainstream, tak salah jika mencoba kopi arab khas Masjid Layur.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Bagi warga Semarang yang ingin mencoba takjil anti mainstream, tak salah jika mencoba kopi arab khas Masjid Layur.
Kopi yang diyakini oleh penduduk sekitar sebagai kopi racikan dari arab itu tetap cocok jadi takjil ramadhan.
Tenang saja, menyeruput segelas kopi arab Masjid Layur selepas puasa seharian tak jadi soal.
Sebab, kopi itu dibuat dari campuran tujuh rempah khas Indonesia sehingga tak bikin perut perih.
"Biasanya takjil itu kolak, es limun, es buah, saya ke masjid layur ini nyari kopi arab, biar beda saja," ucap Trisyono (54) warga Kudu, Genuk, Kota Semarang kepada Tribunjateng.com, Rabu (6/4/2022).
Kopi arab Masjid Layur memang tersaji menjelang berbuka puasa selama empat hari dalam seminggu.
Tepatnya di hari Minggu, Senin, Selasa, dan Rabu.
Masjid Layur berada di Jalan Layur, Dadapsari, Semarang Tengah.
"Tadi ke rumah rekan kerja, mau beli mesin semprot air, kebetulan lewat sini sekalian mampir buat icip-icip kopi arab," imbuh Trisyono.
Sebelum menikmati kopi arab, para jemaaah masjid terlebih dahulu mengikuti kegiatan tausiyah dan tahlil bersama.
Ketika menjelang adzan magrib berkumandang, kopi arab sebanyak dua teko aluminium dituang ke puluhan gelas plastik ukuran kecil.
Dua teko itu cukup untuk sekira 50 jemaah masjid.
Kopi akan dibagikan ke jemaah masjid yang sudah duduk melingkar di bagian belakang masjid.
Selain kopi arab, takmir masjid juga menyediakan takjil lainnya seperti kurma dan jajanan pasar.
"Rasa kopi arab itu khas dan pas, tidak terlalu pahit maupun manis dan hangat di perut," ujar jemaah masjid layur Munsanif (61) kepada Tribunjateng.com.
Menurutnya, kopi layur tak hanya disajikan saat ramadhan.
Kopi khas tersebut akan tersaji dalam kegiatan masjid seperti acara pengajian, ngaji malam jumat maupun kegiatan lainnya.
"Namun saat buka puasa bersama ramadhan ini akan terasa lebih spesial," ucapnya.
Warga Layur, Karno (60) menjelaskan, kopi arab dibuat oleh takmir masjid layur dengan menggunakan tujuh macam rempah yaitu jahe, kapulaga, cengkih, serai, pandan, jeruk wangi, dan kayu manis
Aneka rempah itu dimasak dengan air sampai mendidih.
"Tak lupa ditambahkan bubuk kopi dan gula secukupnya," katanya.
Soal rasa, kopi arab masjid layur memang khas berupa paduan rempah dan kopi pahit yang tak berampas.
"Kopi juga jadi teman ketika tadarus di Masjid Layur agar kuat melek sampai larut malam," imbuhnya.
Selain dapat menikmati kopi arab khas Masjid Layur, setiap mengunjungi masjid tersebut akan disuguhkan bangunan masjid yang telah masuk sebagai bangunan Cagar Budaya.
Dikutip dari Sistem Register Nasional Cagar Budaya, Masjid layur atau yang biasa disebut dengan Masjid Menara, merupakan bangunan masjid tua di Kota Semarang yang didirikan sekitar tahun 1802.
Masjid ini dibangun oleh para pedagang Arab yang membawa barang dagangannya menggunakan kapal.
Kini Masjid menara atau masjid layur merupakan tetenger kawasan dan merupakan salah satu masjid tua di Semarang. (iwn)
Baca juga: Seminggu Paska Liga 1, Kiper PSIS kembali Jaga Kondisi
Baca juga: Nglarisi UMKM, Hendi dan ASN Pemkot Semarang Pakai Baju Adat Semarangan Tiap Kamis Awal Bulan
Baca juga: Dituduh Melakukan Pemerasan, Kejari Kudus Siapkan Langkah Hukum
Baca juga: Bea Cukai Kudus Sita Rokok Ilegal Tanpa Pita Cukai
