Berita Tegal
TAWURAN SARUNG MAUT : Kronologi Korban Tewas Tawuran Sarung Pemuda Procot dan Kagok Slawi Tegal
Satreskrim Polres Tegal mengungkap kasus pengeroyokan yang terjadi setelah perang sarung antara dua kelompok remaja Kelurahan Procot dan Kagok
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Catur waskito Edy
Belum sepenuhnya bangkit, korban kembali dipukul di bagian wajah oleh pelaku bernama Asik.
Akibat pukulan tersebut, korban langsung jatuh lagi dan kepala bagian belakang terbentur aspal kemudian langsung kejang di tempat.
Sempat dibawa ke RSUD dr Soeselo Slawi untuk mendapat penanganan medis, namun nyawa korban tidak bisa tertolong.
"Kami langsung bergerak cepat dan mengamankan 19 orang yang berada di TKP dan terlibat langsung perang sarung. Kemudian kami lakukan pendalaman, dan mengerucutlah pada kedua orang pelaku ini," jelas Kapolres.
Pada kesempatan ini, Kapolres menegaskan bahwa pada perang sarung tersebut tidak ada yang membawa batu atau senjata tajam.
Hal ini, karena sebelum kedua kelompok melakukan perang sarung mereka sepakat mengumpulkan seluruh sarung terlebih dahulu untuk diperiksa.
Jadi kedua kelompok ini memastikan bahwa tidak ada yang membawa batu atau benda tajam lainnya.
Sehingga murni perang sarung saja tanpa adanya batu dan lain sebagainya.
"Saya perlu menegaskan bahwa pada saat terjadi perang sarung antar dua kelompok ini, tidak ada peristiwa apa-apa dan selesai.
Sehingga peristiwa pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia diluar rangkaian dari perang sarung tersebut. Mengingat perang sarung sudah selesai, dan setelahnya korban baru mencari sarungnya," tegas AKBP Arie.
Kedua pelaku dijerat pasal 170 KUHP ayat (2) dengan ancaman hukuman selama-lamanya 12 tahun penjara.
Sedangkan untuk 17 anak lainnya yang terlibat perang sarung, dilakukan pembinaan dengan memanggil aparatur desa, pihak sekolah untuk yang masih sekolah, dan orangtua untuk pembinaan.
"Selain itu, 17 anak ini juga sudah kami mintai sidik jari yang mana nantinya jika mereka hendak mengambil surat keterangan catatan kepolisian, disitu sudah tertera bahwa pernah terlibat perang sarung. Sehingga kami mengimbau untuk semuanya menjaga supaya tidak terjadi lagi hal demikian," tuturnya.
Salah satu pelaku pengeroyokan, Billy, saat ditanya Kapolres apakah pada saat kejadian ikut perang sarung atau tidak, ia menjawab dengan gerakan mengangguk.
Sedangkan motif kedua pelaku melakukan pengeroyokan, karena tersulut emosi ketika melihat korban memukul rekan pelaku.
Kemudian keduanya melakukan kekerasan secara bersama-sama dengan cara mendorong, dan memukul kepala korban hingga terbentur aspal jalan.
"Iya saya ikut perang sarung sebelum kejadian pengeroyokan. Saya mendorong korban sebanyak dua kali hingga terjatuh," katanya. (dta)