Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wawancara Khusus

Kesbangpol Jateng Beberkan Strategi Cegah Radikalisme di Usia Remaja

Kita ajak kerjasama, kita rangkul juga sosialisasi terkait intoleransi, radikalisme hingga terorisme.

Editor: rustam aji
Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jateng, Haerudin 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sudah beberapa kali terjadi penangkapan terduga teroris di Jawa Tengah oleh Densus 88. Penangkapan ini dilakukan terhadap terduga teroris sebelum mereka melakukan aksi teror.

Nah peran Kesbangpol Jateng satu di antaranya adalah penguatan ideologi, wawasan kebangsaan, dan ciptakan toleransi.

Kepala Kesbangpol Jateng Haerudin hadir di Studio Tribun Jateng memaparkan panjang lebar terkait tupoksi Kesbangpol dan strategi pencegahan radikalisme di kalangan milenial Jateng.

Video ini telah tayang di media sosial Tribunjateng dan kali ini disajikan kepada pembaca Tribunjateng.com serta koran cetak Tribun Jateng yang disadur oleh reporter Ahmad Mustakim.

Berikut petikan wawancaranya.

Apa tupoksi Kesbangpol Pak?

Secara garis besar mempunyai 4 tugas yaitu pertama, penguatan ideologi dan wawasan kebangsaan.

Kedua terkait pembinaan politik organisasi kemasyarakatan, jadi kawan yang bergabung dalam organisasi politik maupun, ormas berhubungn dengan Kesbangpol.

Ketiga, peningkatan ketahanan ekonomi, sosial dan budaya. Termasuk didalamnya antisipasi narkoba dan penguatan nilai kebudayaan.

Keempat, mengkoordinasikan tugas-tugas pertahanan dan keamanan yang ada di daerah.

Dengan 4 tugas ini, pihaknya punya 3 issue strategis yang konsentrasi tahun 2022 ini, yakni :

Terkait kondusifitas wilayah, Isu toleransi, harus diciptakan agar guyub, dan Demokratisasi, pendidikan politik, persiapan menghadapi pemilu dan pilkada 2024.

Apa upaya cegah radikalisme di Jateng?

Hasil sensus BPS tahun 2020 yang paling banyak adalah generasi gen Z usia 8-23 tahun.

Setelah itu generasi milenial. Gen Z ini usia sekolah .

ini yang paling rentan terpapar radikalisme. Orang tua terlalu pasrah dengan sekolahan, sibuk dengan kegiatan lain.

Termasuk latar belakang keluarga, ini sangat rentan. Usia remaja saat mencari jati diri, komunitas, ingin tahu tinggi.

Benteng paling apa Pak?

Benteng kita kuat, nilai keagamanan, Pancasila, sudah ada di jiwa kita. Tawaran di luar sana bisa kita filtrasi terlebih dahulu.

Pondasi harus kuat mulai dari keluarga hingga sekolah dan lingkungan.

Nilai patriotisme kaum milenial seperti apa?

Bisa kita ukur dari indeks bela negara, indeks kerukunan dan indeks toleransi. Jawa tengah cenderung bagus.

Kemarin kerjasama dengan Kementerian Pertahanan, mereka mengukur indeks bela negara di 6 kota di Indonesia, salah satunya Kota Semarang.

Semarang paling tinggi dengan nilai 3,68. Padahal rata-rata nasional itu 3,59.

Masih ada ancaman?

Bukan berarti ancaman tidak ada, tapi kita masih kuat dengan ancaman tersebut. Ini kerja semua sektor masyarakat, tomas, togam, tokoh pemuda menciptakan kondusif di Jateng.

Dirinya mengaku bibit-bibit itu masih ada, hanya memang berdasarkan survey BNPT menurun.

Apa kegiatan Kesbangpol Jateng ?

Membina kawan yang pernah terpapar sudah melalui proses hukum dan sekarang menjadi eks napi teroris.

Kita ajak kerjasama, kita rangkul juga sosialisasi terkait intoleransi, radikalisme hingga terorisme.

Terorisme itu apa gejalanya?

Berawal dari Intoleransi, radikalisme kemudian terorisme.

Terorisme adalah tindakan untuk teror, membuat orang takut disertai aksi kekerasan dan tujuannya perubahan sosial politik.

Radikalisme, ada 3 tahapan, yaitu radikal dalam pemahaman atau ajaran, selalu melakukan perubahan yang fundamentalis, revolusioner. Sikap ekstrem. Gabungan dari keduanya sudah tindakan.

Jadi tujuan radikalisme itu apa?

Tujuannya yaitu perubahan sosial politik, bukan berkaitan dengan revolusioner agama.

Generasi muda harus tahu. Pancasila digali dari nilai-nilai agama, budaya, norma di Indonesia.

Pancasila harus dipahami dan diamalkan dalam tindakan.

Berapa besar potensi milenial Jateng terpapar?

Populasi Jateng masuk urutan kedua komposisinya usia 24-39 tahun, 24 persen, ini besar.

Ini peluang terpapar ideologi transnasional.

Caranya cintai ideologi negara, lambang, symbol-simbol negara secara utuh.

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman, di Indonesia sudah komplit.

Apa saja program menyasar kaum milenial?

Sosialisasi, penguatan bela negara, pembumian nilai Pancasila, wawasan kebangsaan. Model podcast seperti ini.

Melibatkan semua pihak, termasuk organisasi tokoh masyarakat Jateng.

Kesbangpol membuka ruang diskusi, bisa luring dan daring. Penanaman Pancasila.

Paham intoleransi penyebaranya lewat mana?

Yang banyak melalui medsos, termasuk pertemuan tertutup eksklusif, kajiannya terbatas. Misalnya sudah bicara penentangan terhadap pemerintah. (kim)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved