Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ramadan 2022

TADARUS H KRT AM Jumai SE MM : Ramadan dan Brand Resonancing Iman dan Takwa

Perintah Allah tentang pelaksanaan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan tertuang di QS Al Baqarah ayat 183 mengandung makna al-Baqarah ayat 183

tribun jateng
H. KRT.AM.JUMAI,SE.MM Dosen FE Unimus /Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PWM Jawa Tengah 

Oleh H. KRT. AM.Juma’i, SE., MM

Dosen FE Unimus /Ketua MPM PW Muhammadiyah Jateng

Perintah Allah tentang pelaksanaan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan tertuang di QS Al Baqarah ayat 183 mengandung makna al-Baqarah ayat 183 menjelaskan tentang kewajiban berpuasa di bulan Ramadan.

Bahkan umat muslim dianjurkan untuk menunaikannya, sama dengan para orang terdahulu. Al-Baqarah ayat 183 berisi anjuran untuk berpuasa menjadi kewajiban bagi orang Islam.

Dalam penggalan perintah puasa ada dua penyebutan tentang identitas manausia yaitu Amanu dan tattaqun, artinya orang beriman dan bertakwa.

Imam Ath Thabari menyatakan bahwa kalimat “Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, membenarkan keduanya dan mengikrarkan keimanan kepada keduanya” sedangkan menurut Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini: “Firman Allah Ta’ala ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman dari umat manusia dan ini merupakan perintah untuk melaksanakan ibadah puasa”.

Dari ayat ini kita melihat dengan jelas adanya kaitan antara puasa dengan keimanan seseorang. Allah Ta’ala memerintahkan puasa kepada orang-orang yang memiliki iman, dengan demikian Allah Ta’ala pun hanya menerima puasa dari jiwa-jiwa yang terdapat iman di dalamnya. Dan puasa juga merupakan tanda kesempurnaan keimanan seseorang

Lalu yang kedua adalah “Agar kalian bertakwa”, Kata la’alla dalam Al Qur’an memiliki beberapa makna, diantaranya ta’lil (alasan) dan tarajji ‘indal mukhathab (harapan dari sisi orang diajak bicara).

Dengan makna ta’lil, dapat kita artikan bahwa alasan diwajibkannya puasa adalah agar orang yang berpuasa mencapai derajat taqwa.

Dengan makna tarajji, dapat kita artikan bahwa orang yang berpuasa berharap dengan perantaraan puasanya ia dapat menjadi orang yang bertakwa.

Menurut Imam At Thabari menafsirkan ayat ini: “Maksudnya adalah agar kalian bertakwa (menjauhkan diri) dari makan, minum dan berjima’ dengan wanita ketika puasa”.

Begitu pun pendapat Imam Al Baghawi memperluas tafsiran tersebut dengan penjelasannya: “Maksudnya, mudah-mudahan kalian bertakwa karena sebab puasa.

Karena puasa adalah wasilah menuju taqwa. Sebab puasa dapat menundukkan nafsu dan mengalahkan syahwat. Sebagian ahli tafsir juga menyatakan, maksudnya: agar kalian waspada terhadap syahwat yang muncul dari makanan, minuman dan jima'”.

Termasuk di dalam Tafsir Jalalain dijelaskan dengan ringkas: “Maksudnya, agar kalian bertakwa dari maksiat. Sebab puasa dapat mengalahkan syahwat yang merupakan sumber maksiat”

Brand Iman dan Taqwa tersebut disematkan bagi orang-orang tertentu yang merupakan manusia pilihan yang terdidik, terlatih dan terpilih oleh Allah SWT.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved