Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Unsoed Purwokerto

FMIPA Unsoed Purwokerto Tambah 2 Profesor Baru

Unsoed Purwokerto memiliki 2 orang professor baru, kedua guru besar tadi dikukuhkan secara bersamaan dalam Sidang Terbuka Senat Unsoed, 21 April 2022.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
IST
Dua orang profesor baru FMIPA Unsoed diapit oleh Rektor dan Ketua Senat Unsoed Purwokerto 

TRIBUNJATENG.COM - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto memiliki 2 (dua) orang professor baru.

Kedua guru besar tadi dikukuhkan secara bersamaan dalam Sidang Terbuka Senat Unsoed, Kamis, 21 April 2022.

Mereka adalah Prof. Dr. Dra. Idha Sihwaningrum, M.Sc.St sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Matematika, dan Prof. Wahyu Tri Cahyanto, S.Si., M.Si., Ph.D sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Komputasi Fisika Material.

Acara berlangsung secara daring dan luring terbatas di Gedung Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Unsoed.

Prof. Idha Sihwaningrum dikukuhkan sebagai Guru Besar Unsoed dalam bidang Ilmu Matematika
Prof. Idha Sihwaningrum dikukuhkan sebagai Guru Besar Unsoed dalam bidang Ilmu Matematika (IST)

Melalui pengukuhan hari ini, maka Prof. Idha Sihwaningrum dan Prof. Wahyu Tri Cahyanto tercatat sebagai professor ke-84 dan ke-85 di Universitas Jenderal Soedirman sekaligus menjadi professor ke-2 dan ke-3 di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unsoed.

Rektor Unsoed, Prof. Dr. Ir. Suwarto, MS dalam sambutannya menyampaikan insitusi perguruan tinggi diharapkan harus semakin produktif dalam berkinerja, berkontribusi dalam luaran-luaran yang diakui dan berdampak strategis, sekaligus menjadi solusi atas apa yang dibutuhkan masyarakat, termasuk industri, dunia usaha dan kerja.

Prof. Wahyu Tri Cahyanto dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Komputasi Fisika Material
Prof. Wahyu Tri Cahyanto dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Komputasi Fisika Material (IST)

Sebagai seorang guru besar dalam bidang ilmu matematika, Prof. Idha Sihwaningrum kiranya mampu mengartikulasikan keilmuannya sebagai landasan dan pengokoh untuk berfikir sistematis, membangun nalar yang logis dalam proses pengambilan keputusan, sekaligus berfikir, bertindak dan bersikap dengan penuh kecermatan serta penuh perhitungan.

Begitupula Prof. Wahyu Tri Cahyanto, dengan amanahnya sebagai guru besar dalam ilmu komputasi fisika material, kiranya dapat meletakkan keilmuannya sebagai upaya mengembangkan suatu model eksperimen atau simulasi riset, sehingga dapat menghasilkan inovasi atau kebaruan tanpa terjebak rasa khawatir akan keterbatasan material sebagai bahan percobaan.

“Gagasan dan pemikiran kedua professor yang baru saja dikukuhkan ini juga hakikatnya semakin mengokohkan jati diri insan perguruan tinggi, yang selalu mengedepankan riset sebagai pendekatan dalam menjawab permasalahan yang ada, sekaligus melahirkan solusi yang menghadirkan manfaat dan maslahat sebesar-besarnya bagi kehidupan,” ungkap Rektor.

Dalam Orasi Ilmiahnya Prof. Idha Sihwaningrum membawakan judul “Estimasi Untuk Potensial Riesz di Ruang Morrey”.

Dalam penelitian Matematika, ada beberapa cara yang dilakukan, antara lain: menyelesaikan suatu persoalan baru; menyajikan bukti yang berbeda untuk suatu teorema; memberikan syarat yang lebih lunak; memberikan counter example; memodifikasi hasil yang telah ada; memperumum hasil yang telah ada.

Perumuman dari solusi persamaan Poisson dikenal dengan nama operator integral fraksional (atau potensial Riesz, karena Riesz (1949) memperkenalkan potensial ini sebagai pengembangan dari potensial Newton).

Nilai dari integral tersebut tidak dihitung secara eksak, tetapi dapat dihitung secara hampiran menggunakan metode numerik. Nilai hampiran dijamin ada apabila potential Riesz memenuhi estimasi (atau ketaksamaan) tipe kuat.

Estimasi lain yang menggambarkan ukuran dari distribusi fungsi yang terlibat pada potensial Riesz adalah estimasi (atau ketaksamaan) tipe lemah.

Estimasi (lemah maupun kuat) untuk potensial Riesz di ruang Lebesgue atas ruang Euclid menggunakan ukuran doubling pertama kali dikaji oleh Hardy dan Littlewood (1927; 1932), dan kemudian dikaji ulang oleh Sobolev (1938). Oleh karena itu, estimasi tersebut dikenal dengan nama estimasi Hardy-Littlewood-Sobolev.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved