Berita Purbalingga
Jelang Lebaran, Sebanyak 9 Ton Minyak Curah Disiapkan Untuk Operasi Pasar di Purbalingga
Sebanyak 9 ton minyak goreng curah disiapkan untuk operasi pasar di Kabupaten Purbalingga.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Sebanyak 9 ton minyak goreng curah disiapkan untuk operasi pasar di Kabupaten Purbalingga.
Hal tersebut disampaikan kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Purbalingga, Johan Arifin saat ditemui pada acara operasi pasar minyak goreng curah, Rabu (20/4/2022) di Purbalingga Food Center.
Johan mengatakan, Pemkab Purbalingga melalui Dinperindag bersama dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan PD.
Alokasi 9 ton minyak goreng curah bersubsidi akan didistribusikan kepada golongan yang membutuhkan.
Menurut Johan, saat ini pemerintah telah menetapkan HET minyak goreng curah pada angka Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kg.
"Kami mendapatkan alokasi 9 ton minyak goreng curah bersubsidi yang akan kami distribusikan ke beberapa tempat," katanya.
Dalam kesempatan tersebut kelompok yang membutuhkan yaitu Rumah Tangga, pengecer.
PKL mendapatkan 4 kg minyak goreng curah dengan harga Rp 15.500 dan didistribusikan sebanyak 500 kg.
Kegiatan tersebut memenuhi ketersedian minyak goreng di tengah masyarakat yang sempat langka dan Johan memastikan kepada masyarakat bahwa saat ini stok telah terpenuhi.
"Pengusaha mikro dan kelompok lainnya tidak perlu cemas atau khawatir karena stok di pasaran sudah terpenuhi," katanya.
Ketua paguyuban pedagang di PFC, Asmad menyatakan kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi para pedagang di tengah lonjakan harga kebutuhan khususnya minyak goreng.
"Terima kasih kepada ibu Bupati melalui Dinperindag yang telah mengadakan operasi pasar ini dan sangat bermanfaat," katanya. (Tribunbanyumas/jti)
Baca juga: Tim SKPT Kabupaten Tegal Sidak ke Lotte Mart, Temukan Beberapa Produk yang Kemasannya Rusak
Baca juga: Tim Gabungan Lakukan Ramp Check, Pastikan Armada Mudik di Karanganyar Laik Jalan
Baca juga: Cerita Penjual Baju Bekas di Kebondalem Purwokerto: Sudah Ada Sejak 1977, Puncak Kejayaan 1980
Baca juga: Fikry Dkk Terpaksa Mengaku Sebagai Begal Setelah Disiksa 7 Jam, Kini Menanti Keadilan