Berita Semarang

Program Ibu Sinta Menyapa, Sinta Nuriyah Wahid Singgahi Unika Soegijapranata Semarang

Kunjungan tersebut selain dimaksud untuk silaturahim tetapi juga dalam rangka program ‘Ibu Sinta Menyapa’ yang pelaksanaannya dimulai dari Ciganjur

Penulis: amanda rizqyana | Editor: muslimah
Humas Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang
Doktor Honoris Causa Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum., selaku isteri mendiang Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, pada Kamis (14/4/2022) berkesempatan singgah di Pastoran Johannes Maria Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Doktor Honoris Causa Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum., selaku isteri mendiang Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, pada Kamis (14/4/2022) berkesempatan singgah di Pastoran Johannes Maria Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang.

Kunjungan tersebut selain dimaksud untuk silaturahim tetapi juga dalam rangka program ‘Ibu Sinta Menyapa’ yang pelaksanaannya dimulai dari Ciganjur ke Bandung.

Sebelumnya, Sinta Nuriyah singgah di Purwokerto dan dalam kunjungan berikutnya sebelum menuju ke Pati

Sebelum bertolak menuju kunjungan berikutnya, Sinta Nuriyah berkesempatan singgah di Pastoran Unika Soegijapranata.

Hal tersebut disampaikan oleh Romo Dr. Aloysius Budi Purnomo, Pr., selaku Pastor Kepala Campus Ministry Unika Soegijapranata.

Lebih lanjut Romo Budi menjelaskan dalam kunjungan tersebut Sinta Nuriyah Wahid beserta rombongan diterima oleh Romo Budi beserta Wakil Rektor Inovasi Riset dan Publikasi Unika Soegijapranata Robertus Setiawan Aji N, S.T., M.Com.IT., Ph.D., Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Tengah KH Taslim Syahlan, perwakilan FKUB dari berbagai agama dan kepercayaan, serta dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jawa Tengah, beberapa dosen maupun tenaga kependidikan Unika Soegijapranata, dan tamu undangan lainnya, termasuk kaum duafa.

Terkait agenda Ibu Sinta Menyapa, Romo Budi mengatakan program ini murni dari beliau yang berisi tiga hal, yakni Sinta Nuriyah berpesan bagi umat Islam berpegang setialah pada rukun Islam, kemudian mengenai rukun kebangsaan yang mengacu Pancasila sebagai dasar negara.

"Dan yang terakhir ialah rukun kesehatan, artinya dalam masa pandemi kita mematuhi prokes 5 M dan memastikan sehat dengan menerima vaksin,” ungkap Romo Budi.

Dalam kesempatan tersebut selain silaturahim, acara dilanjutkan dengan dialog yang didalamnya terdapat sharing dan pertanyaan dari Ketua FKUB, Ketua Gusdurian, dan dari Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Kota Semarang, serta dari Romo Budi sendiri tentang rukun menjaga keutuhan ciptaan dan kelestarian lingkungan hidup.

Menanggapi kunjungan Sinta Nuriyah, Romo Budi menangkap ada beberapa hal yang penting sebagai suatu kehormatan.

Pasalnya, selama hampir 20 tahun semenjak beliau masih menjabat sebagai Ibu Negara, Sinta Nuriyah secara konsisten dan setia, telah melakukan kunjungan ke seluruh Indonesia pada setiap bulan Ramadan untuk menyapa anak bangsa.

Dan terkait program ‘Ibu Sinta Menyapa’ akan dilaksanakan tidak dalam rangka sahur dan buka saat Ramadan tetapi kegiatan ini akan terus dilaksanakan setiap tahun.

Kegiatan ini sebagai test case yang pertama dipilih 10 tempat yang dikunjungi salah satunya adalah di Pastoran  Johannes Maria Unika Soegijapranata.

"Di sisi lain, saya juga mengagumi atas komitmen beliau untuk ikhlas dan tawakal, yaitu dalam kondisi sekarang masih terus menyapa anak bangsa. Hal tersebut menjadi pembelajaran bagi saya," lanjut Romo Budi.

Romo Budi menambahkan, sebagai Imam Katolik di Unika Soegijapranata, kunjungan Sinta Nuriyah dirasakan sebagai berkah, sekaligus berarti bahwa Unika Soegijapranata tidak eksklusif tetapi mau bekerja sama, terbuka, dan menerima siapa pun.

Kebetulan Sinta Nuriyah juga punya prinsip yang sama yaitu inklusif, yaitu membangun dan mewujudkan persaudaraan, maka kampus Unika Soegijapranata juga terbuka bagi siapapun, tanpa melihat agama dan kepercayaan seseorang.

“Visi Mgr Soegijapranata juga terjawab yaitu visi kebangsaan dan religiusitas. Religiusitas dihadirkan melalui sosok-sosok agama yang sesuai agama masing-masing, tetap tekun beriman dan membangun wawasan nasionalis  kebangsaan,” tandas Romo Budi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved