Berita Soli
Ancaman Hukuman Bripda PPS Setelah Ditembak Resmob Polresta Solo, Pidana Hingga Pemecatan
idak hanya menderita luka tembak, Bripda PPS anggota Polsek Slogohimo, Polres Wonogiri, juga akan mendapat sanksi pidana dan pemecatan.
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Tidak hanya menderita luka tembak, Bripda PPS anggota Polsek Slogohimo, Polres Wonogiri, juga akan mendapat sanksi pidana dan pemecatan.
Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudusy Kamis (21/4/2022).
Dia menjelaskan Bripda PPS ternyata sudah beberapa kali diproses hukuman disiplin karena melakukan sejumlah pelanggaran.
Baca juga: Inilah Sosok Bripda PPS, Sudah Dicap Polisi Bermasalah, Pernah Pukuli Wanita
Baca juga: Perut Bripda PPS Ditembak Resmob Polresta Solo, Fitnah dan Peras Warga Check-in di Hotel
Baca juga: 8 Anjing Tewas Terpanggang dalam Kebakaran Rumah di Surabaya, Diduga karena Korsleting
Ia menegaskan terhadap oknum tersebut selain proses hukum pidana juga dilakukan proses penanganan pelanggaran disiplin dan kode etik oleh Propam Polres Wonogiri dan Bidpropam Polda Jateng.
"Selain terancam hukuman pidana, ancaman hukuman tambahan bagi oknum Bripda PPS berupa pemecatan (PTDH) melalui proses sidang KKEP," kata Iqbal dalam keterangannya, Kamis (21/4/2022).
Sebelumnya, Bripda PPS terlibat kasus pemerasan dengan korban berinisial WP (66), warga Kota Solo, Jawa Tengah, yang melakukan check in hotel melati bersama wanita.
Aksi itu juga dimanfaatkan komplotan pemeras lainnya yakni RB (43) dan TWA (39), warga Kota Solo, ES (36) warga kecamatan Magurejo, Kabupaten Pati dan SNY (22) warga Ngrawan, Bawen, Kabupaten Semarang.
Bripda PPS tertembak karena bersama komplotannya memberikan perlawanan terhadap petugas saat penangkapan di komplek pemakaman Pracimoloyo Makamhaji, Kartosuro Kabupaten Sukoharjo pada Selasa (19/4/2022) pukul 16.20 WIB.
Kronologi bermula saat korban didatangi di rumahnya oleh empat pelaku yang mengendarai mobil Xenia warna Silver pada Minggu (17/4/2022) siang.
"Para pelaku mengaku sebagai polisi dengan menunjukkan tanda kewenangan pada korban dan menuduh korban telah berzinah di sebuah hotel bersama seorang wanita," jelasnya.
Kemudian, korban diminta para pelaku masuk ke mobil dan diajak berputar-putar hingga ke daerah pemakaman Pracimoloyo.
Di dalam mobil tersebut, korban ditunjukkan foto dirinya bersama wanita dimintai uang oleh pelaku sebesar Rp. 14.350.000 dengan ancaman akan diproses kasusnya dengan hukuman 9 bulan penjara.
"Karena tidak punya uang sebanyak itu, korban diminta pelaku untuk datang lagi ke makam Pracimoloyo pada hari Selasa (19/4/2022)," tutur Iqbal.
Merasa diperas, korban melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Surakarta.
Berdasarkan laporan tersebut, Satreskrim Polresta Surakarta melakuan serangkaian penyelidikan dan penyidikan perkara.