FOKUS
FOKUS : Mafia Lenga Tala
KOCAP kacarita, Drestarastra berniat menyampaikan amanat mendiang adiknya, Prabu Pandu Dewanata, kepada yang berhak.
Penulis: achiar m permana | Editor: Catur waskito Edy
Oleh Achiar M Permana
Wartawan Tribun Jateng
KOCAP kacarita, Drestarastra berniat menyampaikan amanat mendiang adiknya, Prabu Pandu Dewanata, kepada yang berhak.
Sebelum meninggal, Pandu menitipkan lenga tala atau minyak tala, untuk diberikan kepada para Pandawa ketika mereka dewasa nanti.
Cupu Lenga Tala, guci kecil berisi minyak tala, merupakan pusaka sakti pemberian Batara Guru kepada Pandu semasa muda.
Pemimpin para dewa itu menghadiahkan minyak tala, setelah Pandu menaklukkan Nagapaya, atau dalam versi lain disebit Kala Tatsaka, yang hendak menghancurkan khayangan.
Raja ular itu teramat sakti mandraguna, bahkan dewata pun tidak sanggup menghadapinya.
Yang menarik, konon minyak itu bisa membuat sakti siapa pun. Pemilik Cupu Lenga Tala dijamin kebal aneka senjata.
Nah, saat mendengar rencana Drestarastra menyerahkan minyak tala kepada para Pandawa, Sengkuni segera menyusun siasat.
Dia ingin menguasai minyak tala. Dia ingin minyak tala itu jatuh pada para Kurawa, anak-anak Drestarastra, yang tidak lain keponakannya.
Dia yakin, dengan minyak tala itu, para Kurawa akan unggul ing yudha saat menghadapi Pandawa di Perang Baratayudha.
Singkat cerita, dengan lidahnya yang licin, dengan siasatnya yang culas, Sengkuni berhasil membujuk Drestrarastra untuk membawa guci minyak tala ke Alun-alun Astinapura.
Siasat licik Sengkuni tidak berhenti di situ. Dengan rekayasanya, guci minyak tala itu jatuh dan pecah. Minyak tala tumpah berceceran.
Pada saat itulah Sengkuni dan para Kurawa berguling-guling di lantai supaya sekujur tubuh mereka terolesi minyak tala.