Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Lebaran Jadi Kesempatan Produsen Kue Kering Musiman di Kudus Raup Untung Lebih

Produsen kue kering musiman di Kudus seperti mendapat durian runtuh saat jelang lebaran.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Rifqi Gozali
Arif Nur Habibi menunjukkan kue produksinya di kediamannya di Perumahan Almaya Keluarahan Purwosari, Kudus, Jumat (22/4/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Produsen kue kering musiman di Kudus seperti mendapat durian runtuh saat jelang lebaran.

Meski hanya memproduksi kue hanya saat jelang lebaran, tapi hasilnya bisa dinikmati sampai setahun lamanya.

Produsen nastar musiman di Kudus itu bernama Arif Nur Habibi. Lelaki berusia 31 tahun ini rutin setiap tiga minggu sebelum Ramadan sudah mulai produksi kue nastar sampai 4 hari sebelum lebaran. Selain nastar, dia juga memproduksi kue kastengel.

Praktik produksi musiman kue kering ini sudah dilakoni oleh Arif Nur sejak 12 tahun lalu. Untuk memproduksi kue, dia dibantu oleh 20 orang pekerja.

Sebagian besar dari pekerjanya adalah kaum hawa. Tidak lain para pekerjanya itu orang yang setiap hari hidup di sekeliling Arif.

“Saya mempekerjakan para tetangga saya. Mereka itu setiap tahun sudah tahu saat saya mulai produksi kue,” kata Arif Nur saat ditemui di kediamannya di Perumahan Almaya di Kelurahan Purwosari Kudus, Kamis (22/4/2022).

Ketika musim produksi kue, sejak pukul 07.00 pagi kediaman Arif Nur sudah mulai dipenuhi aktivitas para kaum hawa pekerjanya.

Masing-masing sibuk dengan tugasnya. Ada yang mulai membuat adonan. Ada juga yang mencetak adonan dalam bermacam bentuk nastar maupun kastengel.

Ada juga yang bertugas mengemas kue-kue yang telah selesai dioven. Aktivitas itu baru akan selesai pada pukul 14.30 WIB.

“Jadi sebelum Asar sudah harus selesai, karena pekerjanya para ibu ini juga harus menyiapkan buka puasa di rumah,” kata dia.

Dalam sehari, Arif mengatakan, produksi kuenya bisa sampai 40 sampai 50 lusin toples.

Per toples Arif biasa menjualnya dengan harga Rp 13.500 kepada mereka yang membeli dalam jumlah di atas 10 lusin toples. Sedangkan yang membeli di bawah 10 lusin ditarif Rp 14 ribu per toples.

Selama ini kue kering produksinya selalu habis diburu pembeli. Sebagian besar para pembelinya adalah para agen kue dari kabupaten tetangga.

Para agen itu biasanya dari Pati, Jepara, Demak, Semarang, maupun Purwodadi.

“Saya juga memasarkan produk kue saya  lewat online. Jadi offline jalan, online juga jalan,” kata dia.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved