Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Dinkes Kudus Temukan 1.250 Kasus Gejala Gangguan Kejiwaan via Cek Kesehatan Gratis

Hasil cek kesehatan gratis di Kabupaten Kudus ditemukan 1.250 kasus yang terdeteksi mengalami gejala awal gangguan kejiwaan.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/SAIFUL MASUM
GANGGUAN KEJIWAAN - Sekretaris Dinkes Kabupaten Kudus, Nuryanto. Sesuai hasil pelaksanaan program cek kesehatan gratis periode Februari - September, Dinkes menemukan ada 1.250 kasus yang terdeteksi mengalami gejala awal gangguan kejiwaan. Rincinya, terdiri dari gejala depresi 687 kasus dan gejala kecemasan 563 kasus. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dinkes Kabupaten Kudus mendata adanya trend kenaikan temuan kasus angka kecenderungan gejala gangguan jiwa melalui kegiatan cek kesehatan gratis (CKG).

Berdasarkan hasil pemeriksaan program CKG sejak diluncurkan pada Februari hingga 17 September 2025, sudah ada 217.930 orang yang mengakses program tersebut.

Khusus pemeriksaan kesehatan jiwa, sudah menyasar 89.535 orang dari target pemeriksaan 129.627 sasaran kategori dewasa dan lansia.

Baca juga: SE Larangan Jebakan Tikus Listrik di Kudus Resmi Diterbitkan

Hasil pemeriksaan tersebut ditemukan 1.250 kasus yang terdeteksi mengalami gejala awal gangguan kejiwaan.

Terdiri dari gejala depresi 687 kasus atau 0,77 persen dari total pemeriksaan, serta gejala kecemasan 563 kasus atau 0,63 persen dari total pemeriksaan.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Kudus, Nuryanto mengatakan, depresi dan kecemasan merupakan bagian dari indikator awal munculnya gejala gangguan kejiwaan.

Dari hasil pemeriksaan, ada beberapa warga yang terdeteksi depresi dan ada juga yang terdeteksi mengalami kecemasan.

Namun dua hal tersebut dinilai baru menunjukkan gejala awal adanya ancaman kasus gangguan kejiwaan.

Meski demikian, tetap harus dilakukan antisipasi dan penanganan agar tidak semakin parah dari gejala yang ditimbulkan.

"Tes CKG ini juga bagian dari upaya kami mendeteksi gejala-gejala gangguan kejiwaan."

"Gejala paling ringan yang sering muncul adalah kecemasan dan depresi," terangnya, Rabu (17/9/2025).

Jika tidak ditangani dengan baik, lanjut Nuryanto, bisa berpotensi mengancam gangguan kejiwaan kategori sedang hingga berat.

Beberapa contoh penyebab yang memicu munculnya gejala awal gangguan kejiawaan adalah faktor ekonomi, rumah tangga, juga beberapa faktor lain tak terduga yang memicu tingkat depresi dan kecemasan setiap orang.

Misalnya, orangtua yang terlalu mencemaskan kondisi anaknya di perantauan dengan adanya kejadian unjuk rasa di berbagai daerah beberapa waktu lalu.

Juga berbagai persoalan lainnya yang memicu tingkat stress orangtua.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved