Berita Semarang
Jasa Penukaran Uang di Semarang, Paling Laris Pecahan Rp 5 Ribu
Penukaran uang sebenarnya bisa dilakukan di bank. Namun bila di bank, minimal uang yang ditukar harus senilai 100 lembar.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Satu di antara hal yang identik dengan Idulfitri adalah memberikan uang pada sanak saudara maupun tetangga, utamanya anak-anak.
Agar lebih afdol, uang yang diberikan itu umumnya adalah lembaran baru. Oleh karena itu, jasa penukaran uang pun bisa jadi peluang bisnis.
Karena itulah, jasa penukaran uang lembaran baru pada masa-masa jelang Lebaran menjamur di pinggir-pinggir jalan protokol, seperti di Jalan Pahlawan.
Penukaran uang sebenarnya bisa dilakukan di bank. Namun bila di bank, minimal uang yang ditukar harus senilai 100 lembar.
Misalnya bila ingin uang pecahan Rp 20 ribu, maka minimal harus menukar uang Rp 2 juta. Namun bila menukar di bank, tidak dikenai biaya jasa.
Sementara menukarkan uang di pinggir jalan, tidak harus 100 lembar. Warga bisa menukar walau hanya 10 lembar. Satu di antara pelaku jasa penukar uang adalah Sulastri. Biasanya ia meminta jasa Rp 5 ribu per 20 lembar uang. Namun jasa itu tidak ia patok kaku. Bila ada konsumen yang menukar banyak, jasa bisa dinego sehingga lebih murah.
Menurutnya harga jasa tersebut tergolong murah. Alasannya, konsumen tidak perlu lagi mengantre di bank. Untuk mendapatkan uang baru, Sulastri mengaku antre hingga 3 jam. Menurutnya, tiap hari banyak orang ke bank untuk menukarkan uang.
"Biasanya datang pukul 08.00 dilayani pukul 11.00 karena banyak yang antre untuk menukar uang," ujar dia, Minggu (24/4).
Sulastri menambahkan, selain memudahkan bagi warga yang ingin mendapatkan uang baru tanpa mengantre, menukarkan jasa padanya juga lebih hemat. Regulasi baru di sejumlah bank mengharuskan penukaran di angka Rp 3,8 juta untuk mendapatkan uang baru. Masyarakat akan mendapatkan uang pecahan nominal Rp 1 ribu, Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, dan Rp 20 ribu.
"Misal mau tukar Rp 5 ribuan 2 pak, tidak bisa. Maksimal cuma 1 pak masing-masing nominal. Apalagi kalau sekali tukar uang harus keluar modal Rp 3,8 juta, banyak sekali itu," terangnya.
Sulasti mengaku sudah membuka jasa penukaran uang sejak 2005. Tiap tahun, ia membuka jasa itu di Jalan Pahlawan. Tahun ini, ia sudah mulai membuka jasa penukaran uang tersebut pada pekan lalu. Paling laris, kata dia, adalah uang pecahan Rp 10 ribu dan Rp 5 ribu.
Sementara, Rian, pengguna jasa Sulastri mengaku menukarkan uang karena kebetulan lewat di Jalan Pahlawan. Selain itu, juga agar uang yang sudah dialokasikannya bagi para keponakan tidak terpakai untuk hal lain.
"Sering lupa tukar uang sampai sebelum pulang. Dibanding kelupaan dan uangnya terpakai, saya tukar dulu," tuturnya.
Rian mengatakan, rutin memberikan uang pada keponakan dan para tetangganya yang masih anak-anak. Biasaya, ia membagikan uang di kisaran Rp 2 ribu hingga Rp 20 ribu. Tahun ini, ia menukarkan uang sebesar Rp 1 juta. (arh)