Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Senator Jateng Abdul Kholik Apresiasi BNI Kanwil Semarang Dalam Upaya Pengembangan Petani

Pengembangan UKM sektor pertanian di Jawa Tengah menjadi perbincangan hangat anggota DPD RI.

Penulis: hermawan Endra | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Hermawan Endra
Kunjungan kerja Anggota DPD RI perwakilan Jawa Tengah Dr Abdul Kholik di kantor BNI Kanwil Semarang, Selasa (19/4/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UKM)  sektor pertanian di Jawa Tengah menjadi perbincangan hangat saat kunjungan kerja Anggota DPD RI perwakilan Jawa Tengah Dr Abdul Kholik di kantor BNI Kanwil Semarang.

Abdul Kholik mengungkapkan, ada kesamaan misi antara pihaknya dengan BNI Kanwil Semarang yakni sama-sama ingin mengembangkan sektor strategis di Jawa Tengah, misalnya pertanian, nelayan, dan UKM.

Kunjungan kerja Anggota DPD RI perwakilan Jawa Tengah Dr Abdul Kholik di kantor BNI Kanwil Semarang, Selasa (19/4/2022).
Kunjungan kerja Anggota DPD RI perwakilan Jawa Tengah Dr Abdul Kholik di kantor BNI Kanwil Semarang, Selasa (19/4/2022). (Tribun Jateng/Hermawan Endra)

"Bukan hanya pemberian kredit tetapi pendampingan yang berkesinambungan. Bahkan beberapa komoditasnya sampai ke tingkat ekspor. Perlu sistem penunjang yang ada di wilayah Pemda, " ujarnya Selasa (19/4).

Abdul Kholik menambahkan, hasil melalui kunjungan kerja ini pihaknya akan memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) agar kebijakan yang nanti dikeluarkan bisa inline atau sejalan dengan misi perbankan dalam pengembangan UKM. Seperti misalnya skema pembayaran "yarnen"

Skema pinjaman ini berbeda dengan pinjaman komersial lainnya yaitu petani dapat mencicil pinjaman apabila produk pertaniannya sudah dipanen atau istilahnya “tarnen” (bayar panen).

Pemimpin BNI Kanwil Semarang, Bambang Setyatmojo menambahkan, skema pembayaran setelah panen ini ditujukan untuk petani seperti misalnya budidaya lele, munjahir, sapi dan lain sebagainya.

Ia menjelaskan, banyak orang berfikir sektor pertanian beresiko. Namun pihaknya sudah membuktikan dalan empat-lima tahun terakhir ini kredit macet di sektor pertanian tidak lebih dari satu persen.

"Terpenring adalah sosialisasinya. Kami tidak takut untuk membiayai petani karena saya yakin petani itu karakternya bagus sekali tergantung kita mensosialisasikannya, " pungkas Bambang Setyatmojo. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved