Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau Level Siaga, Ini Dampaknya Terhadap Penyebrangan Laut Merak Bakauheni

Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda meningkat statusnya dari level 2 menjadi level 3 atau siaga.

Editor: rival al manaf
Tribunnews.com/Istimewa
Gunung Anak Krakatau erupsi pada Minggu (17/4/2022) sekitar pukul 21.15 WIB. Erupsi ini merupakan kali ketujuh sepanjang April 2022. 

TRIBUNJATENG.COM, BANTEN - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda meningkat statusnya dari level 2 menjadi level 3 atau siaga.

Lalu bagaimana dampaknya dengan penyeberangan laut Merak - Bakauheni?

Pasalnya peningkatan status Siaga itu terjadi saat mendekati puncak arus mudik 2022.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai ancaman terjadinya tsunami pada malam hari, seiring meningkatnya aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

Baca juga: Pulang Buka Bersama Tiga Pemuda Tewas Jadi Korban Kecelakaan Maut Honda Brio vs Kereta Sancaka

Baca juga: Klasemen Liga Italia Setelah Juventus Taklukan Sassuolo, Moise Kean Bawa Timnya Nyaman di Zona UCL

Baca juga: Video Truk Kontainer Oleng Hantam Pembatas Jalan Sampai Nyangkut di Semarang

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan status Gunung Anak Krakatau saat ini sudah meningkat dari level 2 atau waspada menjadi level 3 atau siaga.

"Dengan meningkatnya level aktivitas Gunung Anak Krakatau dari level 2 menjadi level 3, masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami, terutama di malam hari," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual di akun YouTube Info BMKG, Senin (25/4/2022) malam.

Ia kemudian menjelaskan bahwa secara historis Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami beberapa kali, dan hal itu bisa saja terjadi lagi.

Sementara di sisi lain masyarakat sulit melihat secara visual adanya gelombang tinggi yang mendekati pantai pada malam hari akibat aktivitas GAK.

Selain itu kata Dwikorita, pada malam hari pemantauan berbagai kemungkinan dari arah laut tidak dapat dilakukan lantaran tidak terlihat jelas.

Dwikorita memastikan BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memonitor potensi dampak erupsi gunung aktif yang saat ini berlangsung.

"Untuk antisipasi potensi terjadi tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau, BMKG bersama PVMBG-Badan Geologi di bawah Kementerian ESDM, terus memonitor perkembangan Gunung Anak Krakatau dan muka air laut di Selat Sunda," ucapnya.

Di sisi lain Dwikorita juga meminta masyarakat tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak bertanggung yang tersebar di media sosial.

Baca juga: Video Kuliner Sragen Nasi Tumpang, Makanan Berbahan Utama Tempe Busuk

Baca juga: Terungkap, Alasan PSIS Semarang Terpaksa Melepas Wallace Costa, Pertimbangan Karena Sudah Tua

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Padang, Ramadhan Hari ke-24, Selasa 26 April 2022

Ia menyarankan masyarakat memantau informasi yang bersumber dari PVMBG, Badan Geologi, dan BMKG serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

BMKG kata dia akan mengabarkan informasi teranyar ihwal status gunung api tersebut melalui saluran resmi.

"Perlu dipahami waspada bukan evakuasi, waspada artinya berhati-hati dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan dengan tetap memperhatikan informasi dari pihak berwenang yaitu BMKG badan geologi, dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," ujar Dwikorita.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1 Serang Tarjono menambahkan jika aktivitas Gunung Anak Krakatau tidak mengganggu penyeberangan laut.

Baca juga: Boaz Solossa Cuma Semusim Bersama Borneo FC, Musim Depan ke Mana?

Baca juga: Marco Motta Jadi Korban Kesepuluh Persija Jakarta, Eks Klub Liga Italia Ini Dilepas

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Padang, Ramadhan Hari ke-24, Selasa 26 April 2022

Katanya, hal yang dapat mengganggu hanyalah ketika abu vulkanik terbang ke arah lintasan karena terbawa angin.

"Itu mengganggu jika abunya ke arah lintasan. Tapi itu kan cukup dengan penumpang masuk ke dalam kapal, tidak berada di luar," ujarnya.

Menurut Tarjono, lain hal dengan jadwal penerbangan, aktivitas Gunung Anak Krakatau cukup berbahaya untuk lintasan Jakarta - Sumatera.
Karenanya, BMKG telah memberikan laporan terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau ke pihak-pihak terkait.

 "Kalau untuk penerbangan, baru itu berbahaya. Abu vulkanik bisa membuat mesin kapal mati seketika. Makanya sangat berbahaya," tuturnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Erupsi Gunung Anak Krakatau Meningkat, BMKG Ingatkan Masyarakat Waspada Ancaman Tsunami Malam Hari, 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved