Berita Salatiga
Road Show On The Truck dengan Bagikan Paket Sembako
Road Show on The Truck digelar di Balai Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Road Show on The Truck digelar di Balai Desa Kemetul, Kecamatan Susukan,

Kabupaten Semarang.
Pagelaran ini sebenarnya digelar di depan Polres Salatiga, secara mendadak di pindah lokasi acara tersebut.
Walaupun begitu, kegiatan ini bertujuan sosial dengan membagikan bantuan untuk anak yatim dan paket sembako untuk warga.
Menurut Founder Hartoko Budhiono Foundation, Hartoko Budhiono mengatakan acara tersebut didukung berbagai komunitas antara lain WAF, Pasir, Ja'ah, S3, Maxxio Boyolali, KMC, Kamisan, PAMMI, Forinsa, SSC, dan Guyub Rukun.
“Kegiatan ini memang bertujuan menyatukan komunitas dalam bingkai silaturahmi dan menjalin persaudaraan,” kata Hatoko Budhiono kepada Tribunjateng.com, Selasa (26/4/2022).
Hartoko mengaku sebetulnya event tersebut akan dilaksanakan dua kali di Kota Salatiga.
Tetapi untuk bantuan bagi warga Salatiga akan diberikan secara door to door.
“Namun karena ada alasan tertentu, untuk event yang kedua ini dilaksanakan di luar Salatiga,” paparnya.
Menurutnya kegiatan sosial harus disebarkan agar kebaikan menjadi hal tak terpisahkan dari kehidupan.
“Semua tidak menerima pembayaran berupa apa pun, semua gotong royong dan music night hanya menyediakan wadah untuk orang yang bersedekah dan kami berusaha menyalurkan sesuai ikrarnya,” ungkapnya.
“Bersedekah tidak hanya berwujud materi tapi bisa tenaga dan pikiran sehingga acara ini bisa terlaksana,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kemetul Agus Sudibyo mengatakan bahwa komunitas ini bersifat murni sosial.
“Jadi tidak ada kepentingan selain sosial, oleh karena itu komunitas Music Night Reborn ini berslogan sosial tanpa batas,” kata Agus kepada Tribunjateng.com.
Agus mempersilakan semua organisasi untuk hadir dan bergabung.
“Tapi tentunya bukan organisasi terlarang atau pun yang ada indikasi ke arah tersebut,” tambahnya. (*)