Guru Berkarya
Permainan Hot Seat Tingkatkan Hasil Belajar Recount Text
Kreatifitas guru dalam pembelajaran pun seakan menjadi tuntutan guna terciptanya pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan.
Oleh: Utami Emaribu SPd, Guru SMAN 2 Banguntapan Kab Bantul
PELAJARAN Bahasa Inggris masih menjadi momok bagi para siswa di Indonesia pada umumnya. Fakta menunjukkan mayoritas siswa masih kesulitan berbahasa Inggris baik lisan maupun tulis. Sebagai akibatnya, tujuan pembelajaran pun belum bisa dicapai dengan maksimal. Terbatasnya penguasaan kosakata siswa.
Bahasa dan kosakata bak jiwa dan raga. Keduanya harus ada dan seiring sejalan. Tanpa kosakata mustahil sesorang dapat berkomunikasi verbal dengan baik dan lancar. Faktor penyebab yang lainnya adalah rasa malu yang senantaisa menggelayuti siswa. Mereka merasa malu manakala berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Tentunya hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi para guru bahasa Inggris di Indonesia pada umumnya.
Kreativitas guru dalam pembelajaran pun seakan menjadi tuntutan guna terciptanya pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan. Pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan akan mengikis rasa malu yang senantiasa menggelayuti siswa. Dengan demikian penguasaan kosakata siswa pun bisa bertambah.
Banyak strategi pembelajaran yang bisa dilakukan oleh guru guna terciptanya pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan. Salah satunya adalah melalui permainan atau game. Dengan permainan, kelas yang semula sunyi dan senyap akan menjadi ramai dan penuh semangat. Salah satu permainan tersebut adalah permainan hot seat. Permainan ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa.
Menurut Sutomo (2018:41) dalam menerapkan Permainan Hot Seat dilakukan langkah-langkah dalam sebagai berikut : Pertama, guru membagi siswa menjadi dua atau tiga kelompok besar. Kedua, dibuat dekorasi sederhana yakni ada dua atau tiga kursi di depan kelas sebagai hot seat. Di belakang hot seat adalah papan tulis. Kursi di depan kelas menghadap ke seluruh siswa.
Kedua, pilih empat siswa dari masing-masing kelompok untuk maju ke depan kelas. Kemudian urutkan empat siswa dari masing-masing kelompok tersebut. Salah satu siswa duduk di hot seat. Tiga siswa yang lainnya berdiri di depan siswa yang duduk di hot seat. Ketiga siswa tersebut disebut helpers.
Ketiga, guru menuliskan kata di papan tulis. Siswa yang duduk di hot seat harus menebak kata tersebut. Ketiga helpers memberikan klu seperti sinonim, antonim, kegunaan kata sehari-hari dan sebagainya. Anggota kelompok yang tidak maju bisa membantu dengan memberikan klu secara tertulis. Klu tersebut diberikan kepada helpers untuk disampaikan kepada siswa yang duduk di hot seat.
Keempat, ketiga kelompok praktik secara bersama-sama. Siswa yang pertama kali menyebutkan kata dengan benar sebagai pemenangnya. Keenam, setelah kata pertama terjawab, siswa yang duduk di hot seats kembali ke tempat duduknya di belakang bersama anggota kelompok yang lainnya. Kemudian salah satu helper mengisi hot seat tersebut. Guru memanggil salah satu siswa lagi untuk menjadi helper.
Kelima, permainan dilanjutkan ke kata berikutnya. Secara keseluruhan ada 10 kata. Setiap siswa yang mampu menjawab, maka ia memberikan satu poin untuk kelompoknya. Kelompok dengan jumlah poin terbanyak sebagai pemenangnya.
Dengan diaplikasikannya permainan hot seat pada materi Recount Text kelas 10 SMA Negeri 2 Banguntapan Kabupaten Bantul maka kelaspun menjadi lebih bergairah. Rasa malu untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris pun sirna.
Penguasaan kosakata siswa terutama jenis kata kerja ke-2 pun bertambah. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulis pun dapat dilakukan oleh siswa dengan baik dan lancar. Akhirnya hasil belajar pada materi Recount Text bisa mencapai ketuntasan. (*)