Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Ada Tradisi Hantaran Lebaran, Broto Pengusaha Keripik Pisang Sragen Mendulang Untung

Menjelang Idul Fitri, tradisi di masyarakat biasanya memberikan hadiah atau oleh-oleh berisi aneka rupa camilan. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: rival al manaf
istimewa
Produksi keripik pisang di perumahan Taman Asri, Kroyo, Sragen di rumah Subroto, Jumat (29/4/2022). 

TRIBUNJATENG. COM, SRAGEN - Menjelang Idul Fitri, tradisi di masyarakat biasanya memberikan hadiah atau oleh-oleh berisi aneka rupa camilan. 

Di Sragen, tradisi antaran lebaran pun masih mengakar hingga sekarang. 

Biasanya, anggota keluarga yang lebih muda berkunjung ke sanak famili atau kerabat yang lebih tua atau dituakan dengan membawa hantaran lebaran

Subroto, warga Jalan Teuku Umar Nomor 10, Perumahan Taman Asri Rt 34 Rw 14, Kroyo, Karangmalang misalnya, biasa menerima hantaran lebaran dari adik-adiknya yang berkunjung ke rumahnya menjelang Idul Fitri. 

"Biasanya yang muda berkunjung ke rumah saudara yang lebih tua. Sambil membawa hantaran lebaran, " kata pria yang akrab disapa Broto itu, Jumat (29/4/2022) 

Terlepas dari itu tradisi, Broto menangkapnya sebagai peluang usaha. Karena ada tradisi itu, kebutuhan hantaran yang biasanya berupa aneka makanan ringan, hingga sembako pun meningkat tajam.  Toko-toko yang menyediakan barang itu pun diserbu pelanggan. 

Broto dan istrinya tak ingin menyiakan kesempatan itu. Hantaran tak harus berupa makanan produksi pabrikan yang selama ini lebih dominan. Pelaku UMKM dengan modal mepet pun bisa memproduksi aneka produk untuk hantaran. 

Dengan modal terbatas, Broto membeli beberapa tandan pisang dari  pasar untuk produksi keripik pisang. Tidak butuh alat mahal dan modal besar untuk memulai usaha rumahan itu. 

Di samping membuatnya mudah, keripik pisang, menurut dia, sudah familiar di lidah masyarakat hingga banyak yang mencari. 

"Keripik pisang banyak yang suka. Dari dulu sampai sekarang, " katanya

Tak susah ternyata menjual produk itu ke masyarakat. Meski sudah banyak yang menjual, peminat keripik pisang tak pernah berkurang. Nyatanya, keripik pisang produksinya selalu habis diborong pelanggan. 

Padahal produknya baru ia promosikan  di lingkungan terdekat tempat tinggalnya, perumahan Taman Asri Kelurahan Kroyo. Dalam sehari, 50 bungkus keripik produksinya habis diserbu pelanggan. 

Ia sampai kewalahan hingga dan kekurangan barang karena tingginya permintaan. Sementara produksi terbatas karena masih skala rumahan. 

"Kata orang keripik sini enak, manis dan empuk, " katanya

Keripik yang dibeli pelanggan darinya ternyata bukan hanya untuk hantaran. Keripik pisang juga biasa buat camilan saat malam Ramadan.  Satu bungkus keripik pisang ia jual seharga Rp 12 ribu. 

Ia memastikan produknya segar karena setelah digoreng biasanya langsung diborong pelanggan. Ia juga mengaku tak memakai bahan pengawet atau pewarna. 

"Kalau yang warnanya kuning, biasanya dikasih pewarna. Saya tidak pakai, " katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved