Belajar Menyenangkan dengan Jaring-jaring Kubus dan Balok

Oleh: Erlan Rubiantono SPd, Guru SDN Sulursari Kec Gabus Kab Grobogan

SELAMA ini pelajaran Matematika dianggap sebagai momok bagi para siswa. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya penggunaan alat peraga dan media pembelajaran. Akibatnya pada saat kegiatan pembelajaran siswa kurang aktif, kurang berpartisipasi, dan tidak punya inisatif. Penyampaian ilmu hanya searah, siswa hanya sebagai pendengar dan pengingat terasa membosankan sehingga siswa kurang bersemangat. Pada akhirnya siswa tidak menyukai pelajaran matematika.

Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan sebuah metode untuk memberdayakan siswa. Siswa ikut terlibat dalam pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Dinyatakan oleh Oemar Hamalik (1980) bahwa media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Salah satu materi pembelajaran yang membutuhkan media pembelajaran dalam penyampaian materi kepada siswa adalah materi jaring-jaring kubus dan balok. Oleh karena itu, diperlukan metode, model, dan media pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.

Materi jaring-jaring kubus dan balok tidak hanya belajar secara verbal saja, tetapi juga memerlukan benda-benda konkret yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya agar siswa dapat memperoleh pemahaman tentang benda-benda konkret yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, pembelajaran Matematika materi jaring-jaring balok dan kubus diperlukan alat dan bahan seperti kardus, kertas buffalo warna, pengaris, pensil, doubleltipe, dan gunting.

Langkah awal pembelajaran di kelas 5 SD Negeri 4 Sulursari dimulai dengan memperkenalkan alat dan bahan. Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Masing-masing kelompok menyiapkan 5 kertas buffalo, gunting, penggaris, dan pensil. Jaring-jaring kubus yang dibuat ukuran sisinya adalah 5 cm. Semua siswa dalam kelompok harus ikut berpartisipasi membuat jaring-jaring kubus dan balok. Setiap kelompok ditugaskan untuk membuat lima jaring-jaring kubus dan dua jaring-jaring balok yang berbeda.

Guru memberikan beberapa contoh gambar jaring-jaring kubus di papan tulis. Guru juga memberikan contoh jaring-jaring balok dalam kehidupan sehari-hari yaitu berupa kardus. Guru mempraktikkan cara melepas solatip pada kardus agar bisa menjadi bentuk jaring-jaring balok yang diinginkan. Setelah jadi jaring-jaring balok, lalu ditempelkan di papan tulis menggunakan dobel tipe.

Ketika melihat contoh jaring-jaring kubus dan balok di papan tulis, selanjutnya siswa membuat sketsa jaring-jaring kubus dan balok lalu garis luarnya dipotong-potong, jaring-jaring yang sudah dipotong lalu dilipat-lipat berdasarkan garis sketsa sampai membentuk bangun ruang kubus dan balok. Semua kelompok diberi waktu untuk berdiskusi dan menyelesaikan tugasnya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, lalu ditanggapi oleh kelompok lain dan dibahas bersama-sama.

Setelah sekian lama siswa belajar daring karena adanya pandemi, maka di saat kita sudah mulai diperbolehkan untuk belajar tatap muka. Guru perlu melakukan pembelajaran dengan berbagai metode dan media supaya siswa mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan dan tentunya bermakna bagi siswa. Dengan membuat jaring-jaring kubus dan balok sendiri, maka siswa kelas 5 SD Negeri 4 Sulursari dapat praktik dan tahu penggunaannya dalam kehidupan sehari hari. Pengalaman tersebut menjadikan Matematika sebagai pelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari siswa. (*)