Memahami Berbagai Ukuran Satuan Menggunakan STAD

Oleh: Suprapti SPdSD, Guru SDN 3 Sumberagung Kec Ngaringan Kab Grobogan

MATEMATIKA merupakan yang sangat penting dalam Pendidikan. Matematika menjadi dasar perkembangan berbagai ilmu pengetahuan. Matematika juga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan matematika memberikan pengaruh terhadap pesatnya perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang dilandasi oleh di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit.

Penguasaan matematika yang kuat sejak dini sangat diperlukan untuk mendalami dan menciptakan teknologi di masa depan termasuk jenjang Pendidikan dasar atau SD. Akan tetapi, permasalahan muncul pada realitas pelaksanaan proses pembelajaran matematika seperti yang terjadi di SDN 3 Sumberagung Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan.

Pemahaman terhadap pelajaran matematika sangat rendah. Hal ini Nampak dari rendahnya hasil belajar yang diperoleh rata-rata anak didik. Proses pembelajaran sangat jauh dari yang diharapkan. Pada pelaksanaan proses pembelajaran, sering terjadi sebagian besar anak didik pasif dan terlihat kurang termotivasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Anak kurang aktif untuk bertanya terhadap materi yang telah disampaikan ketika anak didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

Hal ini akhirnya berdampak besar pada pencapaian evaluasi yang menunjukkan sebagian besar anak didik tidak dapat mencapai KKM yang ditentukan pada muatan pelajaran matematika yaitu 68. Hasil evaluasi pelajaran matematika di kelas 4 di SDN 3 Sumberagung Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan materi tentang Perkenalan satuan sudut, waktu, panjang, berat, beserta alat & cara dasar pengukurannya diperoleh 28 persen anak didik yang mencapai batas KKM yaitu 68. Guru harus merasa termotivasi untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan hasil belajar anak didik.

Berangkat dari berbagai permasalahan yang muncul, guru perlu memanfaatkan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran adalah menggunakan Student Team Achievment Divisions (STAD). Slavin (2005:143) mengungkapkan bahwa STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Jadi dalam metode pembelajaran STAD akan dilakukan pembagian kelompok kecil secara heterogen yang meliputi kemampuan akademik, jenis kelamin, ras dan suku untuk saling bekerja sama, berdiskusi memecahkan masalah dan memperoleh penghargaan atas prestasi yang telah dicapai.

Penerapan metode STAD dipilih karena dapat melatih kerjasama dengan anak didik yang lain. Anak didik termotivasi untuk saling mendorong dan membantu dalam menguasai keterampilan atau pengetahuan yang disajikan oleh guru.  Setiap individu dalam kelompok juga menjadi termotivasi untuk menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Mereka harus saling mendorong satu sama lain agar belajar juga bekerja secara sungguh-sungguh dan menjelaskan bahwa belajar adalah suatu hal yang amat penting bermanfaat dan menyenangkan.

Hasil belajar matematika mengalami peningkatan setelah penerapan metode STAD. Hasil belajar matematika anak didik menggunakan metode STAD meningkatkan prosentase pencapaian KKM anak didik yang mencapai 84 persen. Metode STAD memudahkan guru didalam memberikan materi ajar kepada anak didik yaitu dengan membagi kelompok-kelompok kecil yang heterogen di dalam kelas.

Selain itu juga melatih anak didik untuk berinteraksi, berkomunikasi dan aktif berdiskusi, STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara anak didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran sehingga dapat mencapai prestasi yang maksimal. (*)