Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

IHSG Ambrol Usai Libur Lebaran

Tekanan IHSG berasal dari efek kenaikan suku bunga The Fed dan antisipasi lonjakan kasus covid-19 pasca-mudik Lebaran. Pasar juga menantikan respon BI

Editor: Vito
KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG
ilustrasi - Seorang karyawan melihat pergerakan harga saham pada layar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu. 

"Justru saat suku bunga naik nanti bisa mendorong investor masuk lagi setelah ada kepastian, saat ini masih menerka berapa kenaikannya," tambahnya.

Adapun inflasi pada April 2022 yang sebesar 0,95 persen adalah inflasi tertinggi sejak Januari 2017. Kala itu, inflasi tercatat 0,97 persen.

Sedangkan secara tahunan, inflasi April ini yang sebesar 3,47 persen merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2019, di mana saat itu terjadi inflasi sebesar 3,49 persen.

Senada, Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menjelaskan pelemahan yang terjadi pada IHSG lebih pada respon pelaku pasar atas kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini juga, juga sejalan dengan pelemahan pasar saham di kawasan Asia.

"Pergerakan IHSG, hari ini memang reaksi pasar terhadap keputusan The Fed, dan pasar saham Asia pun serempak melemah," ucapnya, kepada Kontan, Senin (9/5).

Meski begitu, Ivan menilai, dalam waktu dekat IHSG masih ada kemungkinan terjadi technical rebound setelah koreksi yang agresif ini, dan kembali ke atas level 7.000.

Namun, untuk jangka menengah pelaku pasar masih akan melihat seberapa efektif dampak atas kebijakan The Fed untuk mengendalikan inflasi.

Adapun, saham bank-bank berkapitalisasi besar yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), kompak menyeret IHSG ke zona merah.

Berdasarkan data RTI, top losers hari ini dipimpin saham BMRI dan BBRI yang sama-sama anjlok sebesar 6,98 persen hingga auto rejection bawah (ARB).

BMRI turun ke level Rp 8.325 per saham, dan BBRI menuju Rp 4.530. Penurunan signifikan juga terjadi pada saham PT Astra International Tbk (ASII) yang turun 6,93 persen hingga ARB ke level Rp 7.050.

Selain jajaran top losers di atas, saham dengan nilai kapitalisasi nomor satu di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni BBCA juga bergerak di zona merah sepanjang hari. BBCA menutup perdagangan di batas ARB pada level Rp 7.600 atau turun 525 poin atau 6,46 persen.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot Senin sore melemah. Berdasarkan Bloomberg, mata uang garuda berada di level Rp 14.573 per dollar AS, atau turun 93 poin (0,64 persen).

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada pada level Rp 14.534 per dollar AS atau melemah dari sebelumnya Rp 14.480 per dollar AS. (Tribun Network/Kontan.co.id/Yuliana Hema)

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved