Liputan Khusus
LIPSUS : Mudik Lebaran 2022 Dorong Ekonomi Jateng Tumbuh Lebih Tinggi, Wisatawan Borong Jajanan
Lebaran tahun 2022 ini membawa berkah bagi pertumbuhan ekonomi di Jateng terutama sektor pariwisata, kuliner, oleh-oleh, transportasi dan perhotelan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Lebaran tahun 2022 ini membawa berkah bagi pertumbuhan ekonomi di Jateng terutama sektor pariwisata, kuliner, oleh-oleh, transportasi dan perhotelan. Terdapat jutaan pemudik berdatangan ke Jawa Tengah.
Disporapar Jateng mencatat sudah ada 2.243.084 wisatawan lokal masuk Jawa Tengah, periode libur Lebaran 2022 ini.
Kepala Disporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi melalui Tanti Apriani, Kasi Pengembangan Pasar Disporapar menyampaikan, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk Jateng sudah mencapai 953 orang.
"Angka sementara yang kami peroleh berdasarkan daerah tujuan wisata, Kota Semarang masih tertinggi, yakni 259.927 orang.
Sedangkan Kabupaten Banyumas mendapat kunjungan wisatawan sebanyak 199.630 orang.
Wilayah tujuan wisata terbanyak berikutnya Kabupaten Magelang, mencapai 180.832 orang," kata Tanti Apriani.
Selama masa libur lebaran 2022, kunjungan wisatawan tertinggi di Jawa Tengah terjadi pada tanggal 4 Mei 2022 atau H+2 lebaran.
Angkanya bisa mencapai 580.159 wisatawan. Sedangkan pada tanggal 5 Mei 2022, wisatawan mulai berangsur menurun menjadi 579.705 orang.
"Tren wisatawan lebaran tahun ini didominasi wisata alam terbuka dan buatan. Sebab, kunjungan wisatawan rata-rata rombongan atau keluarga," jelasnya.
Sedangkan untuk perputaran transaksi di tempat wisata yang ada di Jawa Tengah, Disporapar Jateng masih butuh survei yang lebih lengkap.
Namun, bisa diperkirakan setiap wisatawan akan mengeluarkan uang sebesar Rp 750 ribu untuk transaksi di setiap tempat wisata.
"Pengeluaran wisatawan dalam setiap tempat wisata kami perkirakan mencapai Rp 750 ribu per orang. Itu digunakan untuk akomodasi, makan dan minum, transport lokal, souvenir atau oleh-oleh, pembelian tiket, jasa pariwisata, lainnya," tutupnya.
Penjualan Lumpia Melonjak
Kota Semarang dikenal sebagai pusat lumpia. Terdapat beberapa toko atau produsen lumpia yang kebanjiran order selama libur Lebaran.
Satu di antaranya adalah Java Loenpia. Shella pemilik Java Loenpia, mengatakan sudah sejak tanggal 29 April 2022 pesanan lumpia meningkat drastis.
"Jika dibandingkan dengan hari biasa, peningkatan bisa mencapai 150 persen," kata Shella.
Rata-rata pembeli datang sendiri ke gerai Java Loenpia yang tersedia di beberapa tempat. Di antaranya, di Jalan Dr. Cipto, Jalan Erlangga Raya, Jalan Simongan Raya, Ruko EG BSB, dan Jalan Sultan Agung.
"Kami kebetulan tidak menerima pengiriman paket luar kota. Karena tidak ada ekspedisi yang bisa menjamin sehari sampai. Sebab saat lebaran seperti ini, banyak orang kirim-kirim paket," ujar Shella.
Dari sekian varian rasa lumpia yang dijajakan, hanya varian goreng original saja yang paling diminati. Lumpia goreng original hanya berisi rebung, telur, dan udang.
"Konsumen rata-rata beli yang goreng original. Kalau saya tanya mereka datang dari Jakarta dan Jawa Barat," jelasnya.
Sehari Rp 50 juta
Grand Maerakaca Semarang juga menjadi jujukan favorit berlibur bagi wisatawan lokal. Selama libur lebaran ada tambahan even yaitu live music, food bazaar, LUMINA - Miniatur bangunan 5 negara 3 Benua, dan bermain mini golf terapung di GOULF Grand Maerakaca.
Adam, Marketing Communication PT PRPP, mengatakan selama libur lebaran hingga H+5, transaksi yang terjadi per harinya mencapai Rp 50 juta. Transaksi tersebut baru berasal dari penjualan tiket.
"Kalau ditambah dengan hasil penjualan tenant makanan, tiket kereta kelinci, tiket masuk, dan lainnya, mungkin ada kelebihan sedikit.
Selama libur lebaran kunjungan wisatawan per hari sekitar 2.500 orang," ujarnya.
"Namun angka tersebut masih berada di bawah target yang kami tentukan. Karena jika kami bandingkan dengan lebaran dua tahun sebelumnya, kunjungan wisatawan masih biasa. Belum melebihi rata-rata harian," jelasnya.
Selama musim liburan lebaran 2022, pihak manajemen Grand Maerakaca juga ikut mempekerjakan beberapa tenaga freelance untuk berbagai kebutuhan.
Di antaranya untuk tenaga tiketing, parkir, dan dukungan aplikasi PeduliLindungi.
"Tambahan tenaga kerja freelance ada 20 orang. Sama seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya jika ada momen libur panjang," ungkap Adam.
Oleh-oleh Khas Kudus Laris
Libur Lebaran 2022 ini juga membawa angin segar bagi toko oleh-oleh maupun pelaku UMKM pembuat souvenir khas Kudus. Sebagian besar pembeli oleh-oleh adalah para pemudik.
“Kalau itu jelas untuk oleh-oleh dan kuliner naik tajam. Oleh-oleh bisa berbentuk makanan atau suvenir. Itu semua laku keras hasil pantauan dari kami,” kata Hartopo Bupati Kudus, Minggu (8/5/2022).
Dalam pantuan di beberapa sentra oleh-oleh di Kudus, memang selama libur lebaran ini hampir tidak ada yang sepi. Misalnya pusat oleh-oleh yang ada di Tanggulangin Kudus. Dalam sehari, satu kios oleh-oleh bisa melayani pemudik 100 orang. Tahun lalu masih sepi saat pandemi.
Oleh-oleh yang paling diburu oleh para pemudik di sentra tersebut yakni berupa jenang. Para pemudik memilihnya karena dinilai sebagai kudapan khas Kudus.
Selian itu, di sentra kuliner lentog tanjong yang pusatnya ada di Desa Tanjungkarang, pada musim lebaran ini setiap penjaja lentog di sana dalam sehari bisa melayani sampai 400 porsi.
Jumlah ini melonjak sebesar 100 persen jika dibanding dengan hari biasa yang hanya sekitar 200 porsi. Di sentra ini sebagian besar para pembelinya juga para pemudik.
Dua sampel sentra oleh-oleh dan kuliner tersebut bisa menjadi gambaran pada lebaran kali ini memang terdapat lonjakan perputaran uang di Kudus jika dibandingkan dua lebaran sebelumnya. Hartopo juga mengakui jika pada lebaran kali ini terdapat lonjakan drastis.
“Ke depan tentunya akan mendorong majunya ekonomi di Kudus setelah Covid-19. Kami bantu pengembangan marketplace, menyuport kepelatihan dan inovasi baru. Masalah kuliner souvenir maupun masalah makanan,” kata dia.
Kemudian, untuk jumlah pemudik yang tiba di Kudus menggunakan bus AKDP dan AKAP dari tanggal 1 sampai 6 Mei mencapai 13.426 orang.
Jumlah itu didapat dari penghitungan yang dilakukan di Terminal Induk Jati Kudus. Sementara untuk keberangkatan dari 1 sampai 6 Mei di terminal tersebut tercatat ada sebanyak 15.394 orang.
Hartopo mengatakan, data yang ada tersebut tidak bisa menjadi acuan terkait jumlah pemudik di Kudus. Sebab, data itu hanya dihitung dari jumlah penumpang bus.
Sedangkan masih banyak para pemudik yang pulang ke kampung halaman menggunakan kendaran pribadi baik itu mobil maupun sepeda motor. (afn/goz/dro/jti/sam/ais-bersambung)
Baca juga: Fokus ke Transportasi Massal
Baca juga: Hujan Deras Sebabkan Banjir di Kelurahan Cepu Blora, Ketinggian Air Hingga 1 Meter Lebih
Baca juga: Konser Musik di Todanan Blora Ricuh, Polisi Sempat Keluarkan Tembakan hingga Warga Berhamburan
Baca juga: Arus Lalin Pada Puncak Arus Balik di Perbatasan Jateng-Jatim Lebaran Terpantau Normal dan Lancar